Kompas TV advertorial

National Investor Summit, KSPM FEB UI Hadirkan Kiat Sukses Jadi Investor Muda

Kompas.tv - 10 Desember 2021, 08:00 WIB
national-investor-summit-kspm-feb-ui-hadirkan-kiat-sukses-jadi-investor-muda
Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (KSPM FEB UI) menggelar acara National Investor Summit, 4 dan 5 Desember 2021. (Sumber: Dok. KSPM FEB UI)
Penulis : Elva Rini

Ada beberapa jenis manipulasi yang dilakukan oleh bandar saham. Jenis-jenis manipulasi tersebut contohnya adalah fake supply and demand, marking the close, pump and dump then hype and dump, alternate trade or wash trade, dan pre arranged trade. Bandar membutuhkan retail sebagai partisipan saat mark up saham dan wadah distribusi nilai saham di atas. Meskipun begitu, retail tetap membutuhkan bandar sebagai pihak yang mengelola volatilitas saham, dan wadah untuk meraih keuntungan.

Growth Investing For Securing Your Future of Life (Ellen May)

Growth investing adalah investasi saham di perusahaan baru yang sedang melakukan inovasi dan ekspansi pasar. Adapun dalam melakukan metode investasi tersebut, analisis fundamental dapat diiringi dengan analisis teknikal. Hal ini karena riwayat perusahaan dalam analisis fundamental tidak selalu terjamin kredibel, sehingga data pergerakan grafik saham dalam analisis teknikal dapat menjadi komplementer dalam investasi saham.

Pemilihan antara growth investing atau value investing bergantung pada waktu yang tepat. Adapun perlu diperhatikan bahwa keduanya adalah investasi sehingga tidak dapat dijadikan sebagai wadah untuk memperoleh keuntungan secara cepat. Meskipun begitu, growth investing cenderung direkomendasikan untuk di-hold lebih cepat daripada value investing.

The Right Way to Become Value Investor (Yazid Muamar)

Financial Expert Ajaib, Yazid Muamar. (Sumber: Dok. KSPM FEB UI)

Value investing adalah cara investasi yang menilai fundamental perusahaan yang undervalued. Metode investasi ini setidaknya memiliki tiga elemen, yaitu harga, kualitas, dan penjual. Value investing cenderung direkomendasikan untuk pemula karena didasari oleh rekam jejak perusahaan.

Ketika bisnis perusahaan sedang membaik, nilai saham seharusnya akan ikut meningkat. Namun, pergerakan nilai saham biasanya bersifat irasional, seperti nilai saham yang justru undervalued. Inilah yang menjadi alasan dalam melakukan value investing.

Dalam menilai fundamental perusahaan, investor dapat menilai empat laporan keuangan. Keempat laporan keuangan tersebut adalah Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Di dalam laporan tersebut ada beberapa rasio kinerja perusahaan yang dapat dijadikan acuan dalam menilai perusahaan. Rasio-rasio tersebut adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio investasi.

Baca Juga: Satgas Waspada Investasi Blokir Platform Bodong, Ini Daftarnya!

Rasio likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendek, terbagi menjadi current ratio, quick ratio, serta cash ratio. Rasio aktivitas mencerminkan tingkat optimalisasi penggunaan aset perusahaan, terbagi menjadi total asset turnover serta account receivable turnover.

Rasio solvabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjang, terbagi menjadi total debt asset ratio serta total debt equity ratio. Rasio profitabilitas mencerminkan derajat potensial perusahaan dalam memperoleh laba, terbagi menjadi gross profit margin, operating profit margin, serta net profit margin. Rasio investasi adalah rasio yang dipakai untuk membandingkan nilai saham secara relatif, terbagi menjadi price earning ratio, price to book value, dividend payout ratio, dan lainnya.

Keynote Speech (Angela Tanoesoedibjo)

Di era bonus demografi, penduduk usia muda yang dominan dapat menjadi potensi bagi Indonesia. Edukasi tentang manajemen keuangan dan investasi dapat mengiringi potensi ini demi meningkatkan kualitas mereka. Pandemi Covid-19 dan disrupsi teknologi dapat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pemuda Indonesia demi kontribusi terhadap industri segala sektor di Indonesia. Oleh karena itu, literasi keuangan dan investasi perlu dipersiapkan sejak dini demi mengembangkan kualitas sumber daya manusia pemuda agar siap menghadapi keadaan ekonomi di masa mendatang.

Smart Financial Planning for Millennials (Chandra Putra Negara)

Investasi adalah sejumlah entitas yang seseorang sisihkan bukan sisakan. Penyisihan tersebut ditujukan untuk antisipasi tragedi mendadak di masa depan. Adapun investasi dapat dibagi menjadi investasi personal, investasi kesehatan, investasi relasi, dan investasi aset.

Investasi personal adalah investasi ilmu yang tidak hanya dipertimbangkan melalui nominal uang, tetapi juga value dan knowledge yang didapatkan. Investasi ini merupakan fondasi dalam mengembangkan ilmu investasi. Investasi kesehatan juga perlu dilakukan karena akan mempengaruhi perilaku dan psikologis dalam melakukan investasi. Investasi relasi perlu dilakukan karena merupakan benchmark sekaligus wadah untuk berkolaborasi dalam memperoleh ilmu investasi. Adapun investasi terakhir yang perlu dilakukan adalah investasi aset, yakni harta yang disisihkan ketika merasa siap setelah melakukan investasi personal, kesehatan, dan relasi.

Dalam mengelola keuangan dan melakukan investasi perlu dibangun mindset dan ditetapkan porsinya. Setidaknya ada lima mindset yang perlu dibangun, yakni memiliki dana darurat, mendahulukan pelunasan utang, menabung, investasi, dan diversifikasi aset. Adapun porsi ketika melakukan investasi pada umumnya adalah menyisihkan 10 persen untuk bersedekah, 20 persen untuk cicilan atau kredit (jika ada), 30 persen untuk tabungan dan investasi, serta 40 persen untuk biaya hidup.

Realize Your Dreams Through Financial Freedom (Melvin Mumpuni)

Menurut Finansialku, piramida keuangan setidaknya dari puncak ke bagian dasar terbagi menjadi distribusi kekayaan, kenyamanan keuangan, dan keamanan keuangan. Pada kenyamanan keuangan, ada rencana pensiun dan tujuan keuangan. Pada keamanan keuangan, ada manajemen risiko serta cash flow, dana darurat dan pinjaman.

Dalam memenuhi kebutuhan keuangan, seseorang dapat melakukan tiga hal. Ketiga hal tersebut adalah menambah sumber pemasukan, melakukan investasi rutin, dan memahami prioritas. Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah jika seseorang tidak bisa mengelola sejumlah uang yang sedikit, maka cenderung orang tersebut tidak bisa mengelola sejumlah uang yang besar.

Ada beberapa cara dalam mengembangkan kapasitas financial freedom. Cara-cara tersebut adalah investasi pada 3P (pengetahuan, pengalaman, dan pertemanan), magang, perencanaan keuangan, penyiapan dana darurat, asuransi, serta investasi dan alokasi aset.

(ahr)




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x