Kompas TV advertorial

Kasus Melandai, Indonesia Siap Hidup Berdampingan dengan Covid-19?

Kompas.tv - 27 September 2021, 20:27 WIB
kasus-melandai-indonesia-siap-hidup-berdampingan-dengan-covid-19
Siaran Pers dari Media Center Forum Medan Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Rabu (22/9/2021). (Sumber: Dok. KPCPEN)
Penulis : Elva Rini

“Turunnya kasus aktif hingga di kisaran 50 ribu orang, capaian vaksinasi yang sudah menembus angka 80 juta untuk dosis pertama dan 45 juga untuk dosis kedua, semua adalah berita menggembirakan dan harus kita pertahankan,” tutur Reisa.

Selain testing dan tracing yang terus ditingkatkan, kata Reisa, vaksinasi merupakan syarat penting untuk menjalani proses transisi dari pandemi menjadi endemi. Oleh karena itu, pemerataan vaksinasi Covid-19 juga harus diperhatikan, khususnya pada kelompok lansia.

Reisa mengungkapkan, kategori lansia yang menerima dosis pertama belum mencapai 30 persen. Sedangkan, dosis kedua masih kurang dari 20 persen dari sasaran yang ditetapkan.

Baca Juga: Angka Positif Covid-19 Turun Drastis, Indonesia Gencarkan Penggunaan Masker dan Vaksinasi

Karena itu Reisa menyarankan semua pihak fokus membantu vaksinasi Covid-19 agar makin merata di semua kelompok masyarakat.

Wilayah aglomerasi dapat saling membantu dalam testing, tracing, dan treatment (3T), menjaga mobilitas, mencegah kerumunan, serta melakukan vaksinas terhadap warganya.

“Keberhasilan mempertahankan PPKM Level 2 di beberapa kota besar adalah hasil kerja bersama dengan wilayah sekitarnya. Keberhasilan pemerataan cakupan vaksinasi pun memiliki prinsip yang sama,” terangnya.

Hidup berdampingan dengan Covid-19

Percepatan dan pemerataan vaksinasi, koordinasi pemerintah pusat dan daerah dalam melakukan testing dan tracing, serta gotong royong masyarakat membuahkan hasil yang memuaskan dalam menangani pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Secara perlahan, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas mulai dilaksanakan di sekolah-sekolah. Reisa menyebutkan, hal ini tak lepas dari kerja sama semua pihak dalam meminimalisir risiko tertular virus, sekaligus memastikan kualitas belajar anak.

Baca Juga: Indonesia Mulai Berikan Vaksin Sinopharm untuk Anak Berkebutuhan Khusus

“Kunci keberhasilan PTM ada di tangan kita; guru, orangtua, dan murid. Jaga situasi kondusif dalam pengendalian Covid-19,” tegas Reisa.

Protokol kesehatan (prokes) sangat penting diterapkan untuk menghindari penularan di sekolah, seperti menjaga jarak minimal satu meter, memakai masker, serta memastikan siswa mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur.

Selain sekolah, akses pusat perbelanjaan juga sudah mulai dibuka untuk anak-anak. Kendati demikian, Reisa mengingatkan masyarakat khususnya orangtua, untuk selalu menjaga prokes dan memilih ruang publik yang mewajibkan akses aplikasi PeduliLindungi.

Dalam masa transisi ini, papar Reisa, orangtua harus mengajarkan kepada anak bahwa virus Covid-19 akan terus ada. Untuk itu, anak perlu dibiasakan memakai masker dan melaksanakan prokes lainnya sebagai cara melindungi diri sendiri dan orang lain.

“Perkenalkan normal baru ini kepada anak-anak kita. Ingat hukum universal masking, semua orang 100 persen harus memakai masker di ruang publik, apalagi kalau jarak aman dan ventilasi terbuka tidak memungkinkan,” tutupnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x