Kompas TV advertorial

ENZ dan Massey University New Zealand Bekali Guru dengan Kompetensi Global dari Rumah

Kompas.tv - 25 Agustus 2021, 11:48 WIB
enz-dan-massey-university-new-zealand-bekali-guru-dengan-kompetensi-global-dari-rumah
Program Global Competence Certificate (GCC At Home) yang diikuti oleh 30 guru Bina Nusantara (BINUS) serta para pengajar dari Vietnam, Korea Selatan, dan New Zealand. (Sumber: Dok. ENZ)
Penulis : Elva Rini

JAKARTA, KOMPAS.TV – Guna meningkatkan kompetensi global guru dalam ekosistem pendidikan yang beragam, Education New Zealand (ENZ) bersama Massey University menyelenggarakan pelatihan bersertifikat “GCC Global At Home”.

Program ini bertujuan untuk membentuk pemahaman guru terhadap latar belakang budaya berbagai komunitas, yang mendasari pola pikir dan pengambilan keputusan setiap orang.

“Silabus ini dirancang untuk mengenal diri sendiri; memahami latar belakang budaya Anda dan berbagai komunitas termasuk nilai, keyakinan, dan aspirasinya mereka. Kemudian, mendorong Anda untuk mengembangkan pemahaman dan mengenali kompleksitas tersebut dalam diri setiap orang,” jelas Maren Bahrends, Qualified Facilitator GCC dan Tutor Short Courses Massey University.

Maren menilai, ada banyak kemungkinan untuk terjadi kesalahpahaman atau konflik yang berujung pada pelabelan atau stereotip negatif.

Modul-modul GCC melatih guru untuk menjembatani perbedaan saat bekerja dalam tim yang beragam. Guru juga diberikan pengembangan keterampilan lebih lanjut untuk menjadi anggota aktif di dalam komunitas global.

“Guru perlu mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan siswa mereka dan menangani mereka sebagai individu yang kompleks, terlepas dari usia mereka. Dengan menjangkau siswa sebagai individu, guru dapat mengembangkan hubungan dengan siswa dan membangun kepercayaan diri dalam lingkungan belajar,” tegas Maren.

Baca Juga: ENZ dan Massey University Ajak Guru Ciptakan Kompetensi Global di Kelas

Dampak program

Iseminger, Diatta-Holgate, dan Morris (2020) meneliti tentang perbedaan pencapaian kompetensi antarbudaya antara siswa dalam kursus online dan siswa pada kursus tatap muka.

Lanjut Maren, temuan mereka menunjukkan bahwa kursus online lebih efektif daripada tatap muka dalam meningkatkan kesadaran dan sikap antar budaya siswa.

“Bergabung dengan kelas online memberikan kesempatan yang lebih besar untuk menggabungkan budaya dan kebangsaan yang berbeda, karena siswa tidak terbatas untuk dapat bepergian dalam radius kecil,” terangnya.

“Format online juga dapat menawarkan kepada para peserta lingkungan yang tidak terlalu menantang untuk membagikan pendapat mereka secara terbuka dan jujur. Suasana ini dapat mendorong percakapan yang lebih tulus,” imbuhnya.

GCC At Home mengadaptasi metode ini melalui program interaktif virtual yang mengundang guru dari beberapa negara, yaitu Indonesia, Korea Selatan, Vietnam, dan New Zealand.

Dalam program ini, guru-guru diharapkan dapat memberi paparan budaya yang berbeda, berpartisipasi aktif dalam diskusi antar budaya, serta mempraktikkan strategi yang mereka pelajari secara online.

Guru Musik dari SMA BINUS Hengky Setiawan sempat merasa kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan. Namun melalui tugas ini, guru belajar untuk melakukan problem solving alih-alih membiarkan masalah tetap terjadi.

Baca Juga: ENZ dan Massey University Melatih 30 Guru Binus dalam "GCC At Home"

“Kesan pertama adalah sulit dan membutuhkan waktu untuk berpikir dan mengerjakan tugas-tugas yang ada, karena materi yang disajikan memang masalah-masalah yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam prosesnya membuat kita menyadari dan berpikir, bagaimana untuk mengatasinya daripada membiarkan begitu saja,” ungkapnya.

Salah satu peserta program, Level Head Grade 11 BINUS Zinclaire Sultan mengaku merasakan dampak positif dari program. Ia mengaku lebih memahami keberagaman dan belajar untuk menjadi bagian dari perbedaan itu.

“Program ini membantu saya memahami diri sendiri dan orang lain, memungkinkan saya untuk merenungkan identitas saya sendiri dan membandingkannya dengan identitas orang lain. Itu memberi saya kesempatan untuk menyadari betapa beragamnya kita sebagai manusia dan bahwa keragaman ini kompleks dan sekaligus indah,” jelas Zinclaire.

“Program ini membantu saya menyadari dan belajar bahwa kita perlu memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menavigasi kompleksitas ini dan bagaimana kita harus mendekati dan hidup dengan orang-orang yang berbeda dari kita,” lanjutnya.

Direktur Regional ENZ, Ben Burrowes mengungkapkan apresiasinya kepada guru-guru dari berbagai negara yang dapat bertemu untuk berbagi ide satu sama lain.

“Bagi ENZ, ini merupakan nilai utama dari Pendidikan internasional. Kesempatan untuk belajar banyak dari budaya lain dan meningkatkan pengetahuan yang akan terus berkembang di masa depan. Selain itu, kami berharap program ini akan membuka jembatan dan jejaring pendidikan di antara guru-guru,” ungkap Ben.

Koordinator Program dari Massey University, Hilde Celie berharap program ini membawa dampak di lingkungan yang lebih besar.

“Dampak dari program GCC sangatlah signifikan dan abadi. Keahlian yang dipelajari akan menolong partisipan untuk menjadi warga negara global yang memiliki dampak sosial nyata di lingkungan kerja dan komunitas mereka di seluruh dunia,” tandasnya.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x