Kompas TV advertorial

ENZ dan Massey University Ajak Guru Ciptakan Kompetensi Global di Kelas

Kompas.tv - 12 Agustus 2021, 18:25 WIB
enz-dan-massey-university-ajak-guru-ciptakan-kompetensi-global-di-kelas
Program Global Competence Certificate (GCC At Home) yang diikuti oleh 30 guru Bina Nusantara (BINUS) serta para pengajar dari Vietnam, Korea Selatan, dan New Zealand. (Sumber: Dok. ENZ)
Penulis : Elva Rini

JAKARTA, KOMPAS.TV – Education New Zealand (ENZ) bersama Massey University menyelenggarakan pelatihan “GCC Global At Home” dan memberikan kesempatan bagi 30 guru SMA Bina Nusantara (Binus) menjadi bagian komunitas global dan memberikan dampak pada kemajuan bidang pendidikan.

Program ini mempertemukan para guru SMA Binus dengan pengajar dari berbagai negara, di antaranya Vietnam, Korea Selatan, dan New Zealand dalam kelompok belajar berbagi metodologi, praktik pengajaran, ide, serta bagaimana menjadi bagian dari komunitas.

Fasilitator Global Competence Certificate dan Tutor Short Courses Massey University Maren Behrend menyebutkan, GCC At Home bertujuan agar pengajar dapat mengembangkan hubungan yang lebih besar di dalam kelompok dan membuka perspektif lebih luas terhadap para siswa dalam kelas.

“Guru perlu mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan siswa mereka dan menangani mereka sebagai individu yang kompleks. Mereka perlu mengenal siswa mereka dengan cara yang lebih beragam, di luar klasifikasi usia yang sederhana, untuk dapat memahami dan mengelola perilaku yang mungkin menghambat pembelajaran,” jelas Maren.

“Dengan menjangkau individu, guru dapat mengembangkan hubungan yang jauh lebih besar dengan siswa mereka, serta membentuk kepercayaan dan rasa percaya diri di dalam lingkungan belajar,” lanjutnya.

Baca Juga: ENZ dan Massey University Melatih 30 Guru Binus dalam "GCC At Home"

Pembelajaran dilakukan dengan metode campuran, yakni mandiri melalui video online dan diskusi di dalam forum, serta melalui diskusi tatap muka online yang dipimpin seorang fasilitator.

Para pengajar akan diberikan silabus yang ditujukan untuk mengenal diri sendiri lebih jauh, serta belajar memahami latar belakang budaya berbagai komunitas dari nilai, kepercayaan, dan aspirasi yang mereka bagikan.

Setelah itu, para pengajar diarahkan mengembangkan pemahaman yang mereka punya dan belajar mengenali kompleksitas tersebut dalam diri orang lain.

Pada modul terakhir, para pengajar akan membahas mengenai pengembangan keterampilan lebih lanjut untuk berkontribusi di dalam komunitas global.

Maren menilai, silabus ini akan memperluas sudut pandang para pengajar sehingga mereka dapat memahami orang lain termasuk para siswa di kelas sebagai individu secara kompleks.

“Ini kemudian mengarah pada pemeriksaan tentang bagaimana mungkin ada lebih banyak alasan untuk kesalahpahaman atau konflik daripada hanya menyalahkan perbedaan budaya. Semua fakta dipertimbangkan daripada secara impulsif beralih ke pelabelan negatif,” tegas Maren.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x