Kompas TV video vod

Bank Indonesia Tetap Gencarkan PEN Lewat Adaptasi Bauran Kebijakan 2022, Apa Saja?

Kompas.tv - 16 Februari 2022, 10:17 WIB
Penulis : Edwin Zhan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di bulan Februari. Kebijakan ini sejalan dengan stabilitas nilai tukar rupiah dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 9-10 Februari 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.

Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Proses pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada 2022 berlanjut, meski terdapat peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron; beberapa bauran kebijakan yang ditempuh, yaitu:

Pertama, memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah. Menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.

Kedua, mempertegas normalisasi kebijakan likuiditas yang diumumkan pada tanggal 20 Januari 2022 melalui Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah. Kenaikan GWM bertahap BUK, BUS, & UUS.

Ketiga, memberikan insentif bagi bank-bank yang menyalurkan kredit, pembiayaan kepada sektor prioritas dan UMKM, dan memenuhi target RPIM. Memberikan pelonggaran atas kewajiban pemenuhan GWM rupiah rata-rata sampai dengan sebesar 1 persen, mulai berlaku 1 Maret 2022.

Keempat, meningkatkan limit transaksi QRIS dari semula Rp 5 juta menjadi RP 10 juta per transaksi. Berlaku sejak 1 Maret 2022 untuk mendorong konsumsi masyarakat dalam rangka mendukung percepatan PEN.

Kelima, memperluas penggunaan Local Currency Settlement (LCS). LCS sebagai sarana untuk penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi bilateral dengan negara-negara mitra utama, khususnya Asia.

Dan terakhir, memperkuat kebijakan internasional; baik dengan memperluas kerja sama, fasilitasi investasi perdagangan, maupun suksesi presidensi Indonesia G20 pada 2022.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x