Kompas TV saintek sains

BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi di Laut Lampung, Jateng, Bali hingga Lombok Mulai Hari Ini

Kompas.tv - 8 Oktober 2023, 15:05 WIB
bmkg-peringatkan-gelombang-tinggi-di-laut-lampung-jateng-bali-hingga-lombok-mulai-hari-ini
Ilustrasi gelombang tinggi. BMKG mengumumkan peringatan dini tentang gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada Minggu hingga Senin, 8-9 Oktober 2023. (Sumber: KOMPAS.com/ROSYID ASZHAR)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan peringatan dini tentang gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada hari ini, Minggu (8/10/2023) pukul 07.00 WIB hingga Senin (9/10/2023) pukul 07.00 WIB.

Berdasarkan pantauan BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Selatan ke Barat dengan kecepatan angin berkisar 10 hingga 30 knot, sedangkan wilayah di bagian selatan umumnya bergerak dari Timur ke Tenggara dengan kecepatan 12-35 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa selatan Kalimantan Selatan, Selat Makassar barat Sulawesi Selatan, Perairan Bau-Bau, Laut Sawu, Laut Banda sebelah timur, Laut Arafuru, dan Perairan Yos Sudarso hingga Merauke.

Akibatnya, BMKG memprediksi gelombang tinggi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia.

Gelombang kategori tinggi yang tingginya antara 2,5 meter hingga 4 meter diprakirakan terjadi di Samudera Hindia barat Lampung dan perairan selatan Jawa Tengah hingga Nusa Tenggara Barat.

Kemudian, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan dan Samudera Hindia selatan Jawa hingga Lombok.

Berikut area perairan dengan gelombang tinggi antara 2,5 hingga 4 meter:

  • Perairan barat Lampung

  • Perairan Selatan Jawa Tengah hingga NTB

  • Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah hingga NTB 

  • Laut Arafuru

  • Samudera Pasifik utara Biak. 

Baca Juga: Daftar Wilayah yang Masuki Awal Musim Hujan pada Oktober 2023 Menurut BMKG

Sementara itu, gelombang laut kategori sedang, yang tinggi gelombangnya berkisar antara 1,25 hingga 2,5 meter diprakirakan terjadi di 28 wilayah, yaitu:

  1. Perairan utara Sabang

  2. Perairan barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai

  3. Perairan Pulau Enggano hingga Bengkulu

  4. Perairan barat Lampung

  5. Selat Sunda bagian Selatan

  6. Teluk Lampung bagian selatan 

  7. Perairan Kepulauan Karimata

  8. Laut Jawa

  9. Perairan utara Jawa Timur

  10. Perairan selatan Kalimantan hingga Kota Baru

  11. Selat Makassar bagian selatan

  12. Perairan Kepulauan Selayar

  13. Perairan Bitung hingga Kepulauan Sitaro

  14. Perairan Kepulauan Sangihe - Talaud

  15. Laut Maluku bagian utara

  16. Perairan barat Halmahera

  17. Laut Banda

  18. Laut Flores

  19. Selat Sape bagian selatan

  20. Perairan Kupang-Pulau Rotte

  21. Laut Sawu

  22. Samudera Hindia selatan Pulau Sumba hingga Kupang

  23. Perairan utara Papua Barat

  24. Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua

  25. Laut Seram

  26. Perairan Kepulauan Tanimbar

  27. Perairan Kepulauan Kai hingga Kepulauan Aru

  28. Laut Arafuru

BMKG mengingatkan, gelombang kategori tinggi dapat membahayakan kapal nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. 

Selain itu, kapal tongkang juga perlu memperhatikan risiko tinggi apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Sedangkan kapal feri berisiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. 

Kapal ukuran besar, misalnya kapal kargo atau kapal pesiar berisiko tinggi dalam keselamatan pelayaran apabila kecepatan angin lebih dari 27 knot sementara tinggi gelombang di atas 4 meter.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," tulis BMKG di Instagram @infobmkg, Sabtu (7/10/2023).

Baca Juga: BMKG Ungkap Prakiraan Awal Musim Hujan di Indonesia Mulai September 2023, Bertahap hingga 2024


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x