Kompas TV regional berita daerah

Kampung Kelelawar Di Tengah Terpaan Isu Virus Korona

Kompas.tv - 11 Februari 2020, 18:19 WIB
Penulis : KompasTV Makassar

MAKASSAR, KOMPAS.TV - Kelelawar mendadak jadi bahan perbincangan banyak orang setelah dituding sebagai pemicu wabah virus korona yang telah menewaskan ratusan bahkan menginfeksi ribuan orang di tiongkok termasuk di berbagai negara lainnya

Namun interaksi manusia dan kelelawar begitu rentan terjadi seperti halnya kehadiran kampung kelelawar di maros sulawesi selatan. meski begitu keberadaan keduanya hidup saling berdampingan dengan harmonis.

 

Selama puluhan tahun manusia dan kelelawar hidup berdampingan di sebuah perkampungan bernama  dusun parangtinggia desa je'ne taesa kecamatan simbang kabupaten maros sulawesi selatan.

 

Di daerah ini ribuan kelelawar menggelantung di setiap pepohonan di pemukiman warga di siang hari keberadaan hewan pemakan buah ini seakan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat setempat untuk menarik simpati wisatawan asing.

 

Belakangan ini kelelawar dituding sebagai penyebab merebaknya virus korona hingga menewaskan ratusan orang di tiongkok dan telah menginfeksi ribuan lainnya hingga ke berbagai negara.

 

Terpaan isu virus korona yang berpotensi menginfeksi manusia melalui interaksi dengan kelelawar tidak membuat khawatir warga setempat. pasalnya kehadiran keduanya di kampung ini tidak saling mengganggu. belum lagi, ribuan kelelawar pemakan buah ini tidak memakan tanaman dan buah-buahan milik warga setempat.

 

Meski tidak berinteraksi secara langsung kehadiran kelelawar justru menjadi salah satu penanda bagi warga akan adanya musibah yang menerpa jika kelelawar di kampung ini beterbangan meninggalkan mereka.

 

Selain itu warga juga membuat larangan bagi siapa saja yang hendak menangkap kelelawar di kampung ini apalagi untuk di konsumsi.

kamaruddin esaf mengaku, "warga disini tidak khawatir karena tidak disentuh juga. sudah lama ada disini  warga tidak pernah menangkap tidak ada saling mengganggu tidak makan disini. ada hitam ada warna abu-abu sekarang ada ribuan.  pernah ada yang mau menagkap tapi kita sampaikan agar jangan di tangkap karena kelelawar disini sebagai penanda juga jika ada  musibah.

 

Tingginya populasi kelelawar yang hidup berdampingan langsung dengan manusia di kampung ini tetap menjadi perhatian pemerintah melalui pusat pelayanan kesehatan hewan pada dinas pertanian dan ketahanan pangan kabupaten maros.

 

Menurutnya kelelawar merupakan salah satu hewan reservoir atau penyebar virus korona jika terjadi kontak langsung dengan manusia.

 

Meski demikian selama ini belum ada temuan terkait masyarakat di kampung kelelawar terinfeksi virus korona yang dapat disebabkan dengan interaksi langsung dengan manusia maupun dengan hewan lainnya yang sebelumnya terinveksi virus.


"di maros itu ada satu kecamatan yang banyak populasi kelelawar  sebenanrnya di kelelawar itu ada virusnya dan kelelawar itu salah satu reservoid penyebar virus korona namun masyarakat tidak kontak langsung dengan kelelawar apalagi untuk di konsumsi. selama manusia kontak dengan hewan tersebut atau hewan kontak dengan benda dan benda disentuh manusia itu bisa menularkan virus. virus itu mati dalam suhu tinggi namun ketika mengerjakan kontak dengan kelelawar disitu potensi tertular virus. selama dia tidak kontak virus juga tidak akan memang berpotensi zonosis tapi masyarakat simbang tidak kontak dengan kelelawar dan sejauh ini belum ada kasus serupa"

 

Selain virus korona yang terdapat pada kelelawar masyarakat juga di himbau agar tidak melakukan kontak langsung dan mengkonsumsi hewan liar lainnya yang dinilai memiliki sifat yang sama dengan kelelawar yang berpotensi sebagai reservoir virus korona.

#Viruskorona
#kelelawar

#maros
 




Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x