Kompas TV regional berita daerah

Di Lembata NTT, PVMBG Catat Terjadi 821 Kali Erupsi di Gunung Ile Lewotolok

Kompas.tv - 18 Februari 2024, 15:30 WIB
di-lembata-ntt-pvmbg-catat-terjadi-821-kali-erupsi-di-gunung-ile-lewotolok
Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur menunjukkan aktivitas vulkanik sejak kembali bererupsi pada Desember 2020 lalu. (Sumber: BPBD Kabupaten Lembata)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Deni Muliya

KUPANG, KOMPAS.TV - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadi 821 kali erupsi di Gunung Ile Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata, NTT, pada periode 1-15 Februari 2024.

Hal ini dilaporkan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, Stasnis Ara Kian.

Dia juga mengatakan, jika dibandingkan dengan erupsi yang terjadi pada pertengahan Januari hingga akhir Januari, yakni 16-31 Januari lalu yang mencapai 784 erupsi, maka jumlah erupsi atau letusan periode kali ini lebih tinggi. 

"Terhitung dari 1 hingga 15 Februari 2024 tercatat terjadi 821 kali gempa letusan atau erupsi di puncak gunung tersebut," katanya di Kupang, Minggu.

Baca Juga: Yuk, Belajar Sejarah di Keraton Sambaliung

Dia menjelaskan, jumlah gempa meningkat terutama yang berasosiasi dengan aktivitas permukaan, seperti gempa erupsi.

Berdasarkan data pengukuran Elektonic Distance Measurement (EDM) pada periode dua minggu terakhir, kata dia, menghasilkan fluktuasi jarak miring dalam rentang 0,44 hingga 1,25 sentimeter diukur LWT1 dan 0,21 hingga 0,63 sentimeter di titik LTW2.

"Dengan adanya data deformasi EDM memperlihatkan adanya pengempisan tubuh Gunung Ile Lewotolok, meskipun tidak signifikan yang mengindikasi tidak adanya perubahan tekanan yang signifikan pada tubuh gunung itu," ujarnya.

Selain itu, pihaknya mencatat gempa guguran menurun, hanya terjadi satu kali. Kemudian ada 2.503 gempa hembusan, 24 kali gempa harmonik, dan 589 kali tremor non-harmonik.

Sedangkan berdasarkan pengamatan instrumental, Gunung Ile Lewotolok yang kini dalam status Waspada atau Level II itu terjadi dua kali gempa vulkanik dangkal, 25 kali gempa vulkanik dalam, lima kali gempa tektonik lokal, dan 13 kali gempa tektonik jauh.

"Energi seismik yang dihitung dengan metode perata-rataan nilai amplitudo atau yang disebut Real time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan fluktuasi energi dengan kecenderungan energi menurun dalam periode dua pekan terakhir," ujarnya dikutip dari Antara.

Baca Juga: Daftar Promo Motor Listrik Volta, United, ALVA, hingga Polytron di IIMS 2024



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x