Puslitbangdiklat Bawaslu: Suhu Politik Pemilu Semakin Memanas

SEMARANG, KOMPAS.TV - Ditemui di sela-sela diskusi dalam rapat koordinasi kajian strategis tantangan penyelenggaraan pemilu nasional tahun 2024 di Kota Semarang. Plt.Pusat Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan (Puslitbangdiklat Bawaslu RI), Rahmat Jaya Parlindungan Siregar menilai suhu politik pemilu 2024 sudah terasa memanas. Melihat kondisi ini diharapkan peran Bawaslu dalam pengawasan pemilu dituntut profesional dan netral.

“Saat pemilu, tidak bisa dipungkiri lagi eskalasinya pasti meninggi, tinggal bagaimana kita mengapresiasi kondisi yang akan terjadi dengan memitigasinya. Kita berharap kita mampu mendinginkan suasana dan menjadi jembatan bagi masyarakat, jangan sampai menciptakan persoalan sosial yang berkepanjangan di masyarakat,” tutur Rahmat.

Akademisi Universitas Diponegoro, Nur Hidayat Sardini berharap, Bawaslu dalam menjalankan tugas harus tegas dan berintegrasi. Bawaslu juga diharapkan bisa mencegah terjadinya konflik yang terjadi pada pemilu 2024.

“Kita minta kepada Bawaslu sebagai jajaran yang bertanggung jawab dan berkewajiban untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena hanya dengan Bawaslu bekerja secara benar maka hal tersebut akan teratasi. Itu adalah tanggung jawab Bawaslu untuk bisa mencegah dan menindak, syukur-syukur pada batas hanya mencegah sehingga tidak menimbulkan eskalasi yang dikhawatirkan itu,” ungkap Nur Hidayat.

Dalam pengawasan pemilu ini, peran media dibutuhkan untuk menciptakan pemilu yang jujur adil. Saat mengisi materi diskusi, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas TV, Yogi Arief Nugraha mengungkapkan media sebagai pilar keempat demokrasi yang memiliki andil sangat penting dalam pengawasan jalannya pemilu. Namun media juga bisa diawasi terkait kenetralan pemilu. Yogi menegaskan, fungsi media di sini sebagai kontrol sosial, edukasi, dan hibura, namun yang perlu diwaspadai adalah keberadaan media sosial yang belum tentu menginformasikan yang benar.

#bawaslu #pemilu2024 #bawaslu