Kompas TV regional sulawesi

Aktivitas Vulkanik Meningkat, Status Gunung Karangetang Naik Jadi Siaga

Kompas.tv - 19 Mei 2023, 13:53 WIB
aktivitas-vulkanik-meningkat-status-gunung-karangetang-naik-jadi-siaga
Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di Pulau Siau meningkat, dan statusnya meningkat dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) per Jumat (19/5/2023) (Sumber: Kementerian ESDM via Antara)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV – Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara meningkat, dan statusnya meningkat dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) per Jumat (19/5/2023) pukul 10.0 Wita.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sugeng Mujiyanto mengatakan pihaknya meningkatkan status gunung api tersebut lantaran terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik.

"Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, serta berdasarkan hasil evaluasi maka tingkat aktivitas vulkanik Gunung Karangetang dinaikkan dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) terhitung sejak 19 Mei 2023 pukul 10:00 Wita," kata dia, dikutip Antara.

Ia menjelaskan, berdasarkan data yang ada, pada April 2023, gunung tersebut mengalami 61 kali gempa guguran, 25 kali gempa embusan, 144 kali gempa fase banyak, serta 81 kali gempa vulkanik dangkal.

Pada periode tersebut juga terjadi 24 kali gempa vulkanik dalam, 26 kali gempa tektonik lokal, dua kali gempa terasa skala I MMI, 222 kali gempa tektonik jauh, dan 15 kalo gempa tremor menerus.

Baca Juga: Abu Vulkanik Melanda Kabupaten Semarang, Kendaraan Tertutup Debu Saat Melintas

Sementara, pada periode 1-17 Mei 2023 terekam 60 kali gempa guguran, 26 kali gempa hembusan, 39 kali gempa fase banyak, 12 kali gempa vulkanik dangkal, 25 kali gempa vulkanik dalam, delapan kali gempa tektonik lokal, tiga kali gempa terasa skala l – ll MMI, dan 71 kali gempa tektonik jauh.

Dari pengamatan kegempaan menunjukkan adanya kembali gempa guguran sejak tanggal 15 Mei 2023, sebanyak tujuh kejadian per hari dan cenderung meningkat.

Selanjutnya, gempa guguran meningkat pada 17 Mei 2023, menjadi 32 kejadian. Hal ini menunjukkan adanya suplai magma ke permukaan yang menyebabkan penambahan material kubah dan juga menyebabkan ketidakstabilan kubah lava.

Pergerakan magma ini diikuti oleh terjadinya erupsi efusif yang berpotensi menimbulkan guguran dan awan panas.

Berdasarkan pengamatan visual, kondisi Gunung Karangetang sering berawan hingga hujan dan tertutup kabut.

Namun, saat cuaca cerah teramati asap kawah putih dengan intensitas sedang hingga tebal, tinggi sekitar 50-250 meter di atas puncak, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, barat dan barat laut.

Baca Juga: Gunung Krakatau Kembali Erupsi Sabtu Pagi, Warga Diminta Menjauh dari Lokasi

"Sinar api di atas kawah utama teramati dengan tinggi sekitar 10 meter, terdengar bunyi guguran sejak tanggal 15 Mei 2023," kata Sugeng.

Berdasarkan pengamatan visual pada 18 Mei 2023, guguran terlihat meluncur ke arah barat daya dan selatan sejauh sekitar 1.500 meter dari kawah utama.

Kondisi kawah utara masih tampak adanya asap kawah setinggi sekitar 25-100 meter. Ketika malam hari api diam di atas kubah lava masih tampak setinggi sekitar 10-25 meter, kondisi lainnya belum tampak, dan guguran tidak teramati.



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x