Kompas TV regional berita daerah

Salah Satu Peserta Demo di Malioboro Yogyakarta Mengaku Dapat Intimidasi dari Polisi

Kompas.tv - 15 September 2022, 18:18 WIB
salah-satu-peserta-demo-di-malioboro-yogyakarta-mengaku-dapat-intimidasi-dari-polisi
Wales, salah satu peserta yang mengikuti aksi damai di Malioboro yang mengaku mendapat tindakan intimidasi dari kepolisian dan ormas. (Sumber: KOMPAS.TV/Kiki Luqman)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Gading Persada

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Ratusan massa yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat sipil menggelar aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Yogyakarta, Kamis (15/9/2022).

Massa aksi yang menamai diri sebagai Aliansi Rakyat Bergerak itu melakukan longmars dari Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) ke Jalan Malioboro sejak sekitar pukul 12.40 WIB hingga pukul 13.30 WIB.

Tampak ratusan mahasiswa mengenakan jas almamater UGM membawa spanduk bertuliskan "Pejabat Makin Kaya, Rakyatnya Makin Miskin" diikuti oleh mahasiswa lain, di antaranya Universitas Teknologi Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pembangunan Negeri Veteran Yogyakarta, dan Institut Seni Indonesia.

Menurut koordinator acara aksi Kontra Tirano, massa aksi berjumlah ribuan dan terdiri dari mahasiswa belasan kampus serta masyarakat umum.

Baca Juga: Desak Gubernur DKI Berikan Subsidi Transportasi, Mahasiwa Demo di Depan Balai Kota

"Kami di sini aksi damai dan mencoba memberikan hiburan, sekaligus juga memberitahukan bahwa banyak persoalan negara yang harus dituntaskan," kata Tirano di sekitar panggung aksi di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (15/9/2022).

Di tengah-tengah aksi damai ini, salah satu peserta aksi demo bernama Wales, mengaku mendapat perilaku kurang menyenangkan dari pihak kepolisian.

"Tadi saya diintimidasi secara mental, banyak juga ancaman yang datang ke saya dari pihak kepolisian. Intimidasi dalam bentuk semacam gertakan-gertakan kepada saya," katanya saat ditemui di tengah-tengah aksi. 

Sebagai informasi, dalam aksi ini massa juga membangun panggung kecil yang digunakan untuk orasi dan aksi seni dari beberapa kelompok. 

"Nah panggung itu sempat dipindahkan ke alun-alun tanpa sepengetahuan kami," lanjut Wales. 

Dia juga menjelaskan bahwa selain polisi ada juga organisasi masyarakat yang melakukan intimidasi terhadap dirinya. 

"Selain itu juga ormas-ormas yang mengintimidasi saya, memang tidak berseragam tapi mereka punya pemimpin dan tadi saya mendengar salah satu orang dari ormas menerima telefon dan disuruh bubar," jelas Wales.

Baca Juga: Buruh dan Driver Ojol di Semarang Demo Tolak Kenaikan BBM



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x