Kompas TV regional berita daerah

Sembuhkan Kalbu dengan Seruling Kayu

Kompas.tv - 22 Juli 2022, 16:36 WIB
Penulis : KompasTV Jateng

SEMARANG, KOMPAS.TV - Berawal dari kejenuhan akan hiruk pikuk kota, Tahta Manggala mencari cara untuk menenangkan diri. Kegemarannya mendengarkan musik bergenre etno atau musik tradisional, mengarahkannya untuk belajar seruling. Dari sinilah tercetus ide untuk membuat seruling sendiri dengan menggunakan bahan kayu alami.

Kayu yang dipilih bukanlah kayu sembarangan. Kayu harus memiliki sifat padat, tidak berongga, keras, kering dan merupakan kayu yang mati secara alami. Tahta memilih untuk tidak menebang pohon, namun mencari sendiri di dalam hutan.

Cara pembuatan seruling ini konvensional. Mula-mula kayu diukur sesuai dengan keinginan dan kemudian dibelah menjadi dua bagian. Usai dibelah, langkah selanjutnya adalah membuat rongga dalam seruling dengan cara mencungkil. Setelah kayu dilem dan dikeringkan, kemudian proses pembuatan lubang suara dengan cara menusuk kayu menggunakan besi panas. Proses terakhir adalah finishing dengan memplitur seruling dan dijemur. Seruling pun siap untuk dimainkan.

Nada yang keluar dari seruling ini mampu menenangkan jiwa menusia, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai media penyembuhan atau biasa kita sebut healing.

"Termasuk salah satu dari alat musik yang menenangkan, dan yang mana alat musik itu sudah ada sejak lama. Saya pengen mengedukasi orang-orang, mengajak orang-orang untuk melestarikan kembali apapun itu yang sudah ada sejak lama," ujar Tahta.

Tak hanya menjual seruling, Tahta juga sering memberikan edukasi mengenai musik tradisional dengan pertunjukan musik, mengadakan workshop atau diskusi mengenai seruling dan budaya tradisional Indonesia. 

Seruling hasil kerajinannya ini dijual lewat media sosial. Satu seruling dijual antara Rp 100.000 hingga Rp 2 juta, tergantung tingkat kesulitan saat proses pembuatan. Selain laku di tanah air, seruling hasil karyanya pun laku hingga ke negeri Belanda.

#semarang #seruling #healing

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x