Kompas TV regional berita daerah

Ratusan Ribu Ikan Keracunan di Sungai Serayu

Kompas.tv - 8 April 2022, 16:34 WIB
Penulis : KompasTV Jateng

BANYUMAS, KOMPAS.TV - Air Sungai Serayu di Banyumas, Jawa Tengah, mengalami banjir lumpur. Kondisi air yang warnanya pekat ini, menyebabkan ribuan ikan bermunculan ke tepi sungai yang diduga karena keracunan dampak dari pembuangan lumpur (flushing).

Melihat banyaknya ikan yang terdampar di tepi sungai, warga berbondong-bondong menangkap ikan dengan tangan kosong maupun jaring. Bahkan, seorang warga berhasil menangkap ikan pelus berukuran besar dengan panjang sekitar 1 meter. Ikan pelus ini sendiri, merupakan biota langka di Sungai Serayu.

Pegiat dan pengamat sungai Eddy Wahono menyatakan, pihaknya telah melakukan kordinasi dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup Banyumas dan Balai Besar Sungai Serayu Opak Yogyakarta, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, terkait dengan hal ini. Diharapkan segera ada penanganan, pasalnya Sungai Serayu ini juga menjadi air baku yang diolah oleh PDAM untuk konsumsi masyarakat Banyumas dan Cilacap.

"Dimana ada salah satu perusahaan PLTA yang membuang lumpurnya dari waduknya. Yang berakibat air sungai menjadi tercemar keruh dan berakibat juga terhadap matinya beberapa biota-biota sungai. Dan jumlahnya sangat fantastis, mencapai ratusan ribu. Dimana hal ini sangat membahayakan untuk kondisi biota Sungai Serayu," ujar Eddy Wahono.

Sementara itu, menurut hasil pengecekan air yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkannak) Kabupaten Banyumas, menunjukkan adanya kadar keasaman yang tinggi dari aliran sungai tersebut.

Kandungan amoniak yang tinggi berasal dari campuran kotoran dan lumpur dari arah Waduk Mrica, Banjarnegara. Debit air yang tinggi mendorong lumpur dari waduk tersebut mencapai ke hilir Sungai Serayu.

Lumpur tersebut mengandung amoniak di atas batas ambang yang menyebabkan racun bagi ikan, akan tetapi ikan-ikan tersebut aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung limbah.

#sungaiserayu #limbah #banyumas




Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA


Close Ads x