Sebelum Jenazah Paman Presiden Jokowi Dimakamkan, Keluarga akan Lakukan Tradisi Brobosan

SOLO, KOMPAS.TV - Pihak keluarga akan melakukan tradisi brobosan sebelum mengiringi jenazah paman Presiden Joko Widodo, Miyono Suryosardjono (82) ke peristirahatan terakhirnya, Senin (28/2/2022).

Pemakaman akan dilaksanakan di Mundu, Jalan Raya Purwodadi Km 9 Karanganyar, Senin (28/2/2022) pukul 11.00 WIB nanti.

Menantu almarhum Miyono, Sigit Widyawan mengonfirmasi akan digelarnya tradisi tersebut sebelum memakamkan paman Jokowi tersebut.

"Prosesi pemakaman almarhum bapak dijalankan seperti biasa saja. Nggak ada yang istimewa. Keluarga nanti ada tradisi brobosan," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin.

Baca Juga: Miyono Paman Presiden Jokowi Dimakamkan Siang Ini di Astana Mundu Karanganyar

Setelah melaksanakan tradisi brobosan, jenazah akan dibawa ke masjid untuk disalatkan.

"Setelah itu (tradisi brobosan) dibawa ke masjid, disalatkan di sana kemudian langsung dibawa astana keluarga di Mundu," lanjutnya.

Presiden Jokowi dikabarkan akan akan melayat ke rumah duka. Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa menyampaikan orang nomor satu di Indonesia tersebut bakal berangkat dari Jakarta.

"Pak Presiden pukul 07.30 WIB berangkat dari Jakarta," kata Teguh, Minggu (27/2/2022).

Segala pengamanan di lokasi rumah duka hingga pemakaman telah dikoordinasikan bersama jajaran TNI dan Polri.

Apa itu tradisi brobosan?

Melansir dari Dinas Perpustakan dan Arsip Jawa Timur, brobosan adalah tradisi yang dilaksanakan sebelum mengantarkan jenazah ke makam sebagai penghormatan kepada yang meninggal.

Brobosan dilakukan dengan berjalan di bawah keranda yang sedang ber­henti dan dilaksanakan oleh anak hingga cucu.

Anak hingga cucu melaku­kan secara bergantian, masing-masing mengulang sampai tiga kali.

Baca Juga: Jokowi Takziah Miyono Suryosardjono ke Rumah Duka di Solo

"Dimulai dari sebelah kanan jenazah, berbalik atau berputar ke muka dan masuk lagi dari sisi kanan," jelas Disperpusip Jatim dikutip, Senin.

Semakin banyak melakukan brobosan disebut semakin baik karena selain brobosan itu ber­maksud untuk menghormati yang meninggal, juga bermaksud untuk mendapatkan swab, atau tuah dari yang meninggal.