Kompas TV regional peristiwa

Catatan Banjir Sintang Dua Pekan Terakhir: 87.496 Jiwa Terdampak, 2 Tewas

Kompas.tv - 7 November 2021, 21:44 WIB
catatan-banjir-sintang-dua-pekan-terakhir-87-496-jiwa-terdampak-2-tewas
Aktivitas masyarakat di Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, lumpuh total akibat banjir. Total 22 desa di Kecamatan Serawai, terendam banjir dari total 38 desa. Masyarakat saat ini ada yang bertahan di rumah berlantai dua, ada pula yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. (Sumber: Tribunnews.com/Ist)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Fadhilah

SINTANG, KOMPAS.TV - Selama dua pekan terakhir, sejumlah wilayah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dilanda banjir hingga muka air dilaporkan kembali naik, Sabtu (6/11/2021) malam sekitar pukul 21.13 WIB

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan, setidaknya ada 12 kecamatan di Sintang yang sampai hari ini masih tergenang banjir.

"Pantauan BPBD setempat tinggi muka air mengalami kenaikan kembali. Hingga kini, Kabupaten Sintang masih berada pada status tanggap darurat," kata Muhari, dikutip dari Kompas.com, Minggu (7/11/2021).

Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang, saat ini ketinggian muka air berkisar di antara satu hingga tiga meter.

Baca Juga: BNPB: Akibat Banjir di Sintang, 2 Orang Meninggal dan 24.522 Keluarga Terdampak

Adapun, 12 kecamatan yang terdampak banjir meliputi Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Tempunak, Sepauk, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tabelian, dan Kelam Permai.

Sedangkan hingga Sabtu kemarin, jumlah penduduk yang terdampak banjir ada sebanyak 24.522 kepala keluarga atau sekitar 87.496 jiwa.

Selain itu, dua warga dari Kecamatan Tempunak dan Binjai pun dikabarkan meninggal dunia saat banjir besar menerjang Sintang.

Kemudian, terkait kerugian akibat banjir, untuk sementara tercatat ada sebanyak 21.000 unit rumah dan lima jembatan yang terdampak, termasuk sejumlah tempat ibadah terendam air.

Baca Juga: Banjir di Sintang Kalbar, Degradasi Lingkungan Ikut Jadi Penyebabnya

Penyebab Banjir Sintang

Sementara itu, dugaan terbesar terkait penyebab banjir di Sintang adalah degradasi lingkungan khususnya kondisi daerah aliran sungai (DAS) yang kritis, sebagaimana dilansir dari Kompas.id.

Anggapan tersebut pun dibenarkan oleh Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Barat Nikodemus Ale.

Ale mengatakan bahwa sebagian besar daerah penyangga DAS Kapuas, termasuk di dalamnya ada wilayah Sintang, mengalami deforestasi karena pembukaan tutupan hutan untuk aktivitas ekstraktif.

"Yang perlu dilakukan adalah peninjauan ulang tata ruang. Perizinan yang ada hendaknya ditinjau ulang," ujar Ale.

Sebagi informasi, mengacu data Balai Pengelola DAS dan Hutan Lindung Kapuas, sekitar 1,01 juta dari 14 juta hektare luas DAS di Kalimantan Barat telah dalam kondisi kritis.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x