Kompas TV regional berita daerah

Stok Tabung Oksigen di Kota Bandung Terbatas, Masyarakat Diminta Tak Panic Buying

Kompas.tv - 5 Juli 2021, 16:25 WIB
stok-tabung-oksigen-di-kota-bandung-terbatas-masyarakat-diminta-tak-panic-buying
Sejumlah warga menaruh tabung oksigen saat antre isi ulang oksigen di Depok, Jawa Barat, Senin (5/7/2021). (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Fadhilah

BANDUNG,KOMPAS.TV - Waki Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengakui ketersediaan tabung oksigen kian berkurang. Hal ini menyusul meningkatnya kasus positif aktif Covid-19 di Kota Bandung, Jawa Barat.

Sebagai upaya mengatasi kekurangan itu, kata Yana, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah meminta pemerintah pusat dan provinsi untuk mendorong industri oksigen agar meningkatkan kapasitas produksinya.

"Sekarang sudah benar. Sebetulnya dari 100 persen produksi ditingkatkan, 90 persen untuk medis. Saya lihat masyarakat panik saja, panic buying. Ada yang tiba-tiba beli tabung padahal saat ini belum membutuhkan," kata Yana seperti dikutip dari laman resmi Humas Pemkot Bandung, Senin (5/7/2021).

Baca Juga: Tabung Oksigen Langka di Rumah Sakit, Pendistribusian Harus Dipercepat

Selain secara struktural ke pusat dan provinsi, Pemkot Bandung juga meminta fasilitas kesehatan (faskes) menggunakan tabung oksigen untuk pelayanan medis prioritas. Hanya untuk pasien terinfeksi Covid-19 kategori berat saja.

Warga yang sebetulnya tidak bergejala, Yana mengimbau, jangan juga terlalu panik langsung ke fasilitas kesehatan. "Itu yang mungkin membuat fasilitas kesehatan overload," ujarnya.

Adapun kasus Covid-19 di Kota Bandung terhitug masih tinggi. Hal itu pun dibenarkan oleh Yana. 

Bahkan, lanjut dia, tak sedikit tenaga kesehatan yang terpapar, sehingga sejumlah faskes mengurangi kapasitas pelayanan.

Kendati demikian, Pemkot Bandung telah meminta faskes tidak menutup layanan bagi masyarakat, khususnya pasien Covid-19. "Kita terus dorong pelayanannya (Faskes) jangan ditutup walaupun mungkin dikurangi," katanya.

"Termasuk di Puskesmas, kita minta klinik-klinik (pelayanan penyakit ringan), kita kurangi lagi, tapi untuk pelayanan Covid-19 kita terus tingkatkan," tambahnya.

Terakhir, wakil wali kota itu mengingatkan lagi kepada warga Kota Bandung untuk mengurangi mobilitas di luar rumah, termasuk bersepeda.

"Karena sekali lagi, penyebaran Covid-19 itu terjadi karena mobilitas, transmisi antarmanusia. Kalau sekarang mobilitas berkurang, dengan inkubasi 14 hari, maka sampai tanggal 20 Juli harusnya rontok (berkurang kasus Covid-19)," pungkasnya.

Baca Juga: Pemkab Bandung Buka Lowongan Seribu Orang Tenaga Honorer Demi Percepatan Vaksinasi Covid-19




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x