Kompas TV regional peristiwa

UGM Kembangkan Alat EWS Guna Prediksi Gempa Tiga Hari Sebelumnya, Begini Cara Kerjanya

Kompas.tv - 3 Juni 2021, 19:37 WIB
ugm-kembangkan-alat-ews-guna-prediksi-gempa-tiga-hari-sebelumnya-begini-cara-kerjanya
Ilustrasi gempa bumi. (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Eddward S Kennedy

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Alat early warning system (EWS) gempa yang dikembangkan UGM berhasil mendeteksi gempa di Toli-Toli tiga hari sebelum kejadian. Peristiwa yang terdeteksi EWS gempa UGM ini terjadi pada Sabtu (29/5/2021) pukul 08.25 WIB di Toli-Toli Sulawesi Tengah.

Gempa tektonik bermagnitudo 5,3 itu berada di laut dengan jarak 87 kilometer arah barat Toli-Toli dengan kedalaman 27 kilometer.

Tidak hanya itu, sistem ini juga terbukti telah mampu memprediksi gempa bumi yang terjadi di Barat Bengkulu M5,2 pada 28 Agustus 2020, Barat Daya Sumur-Banten M5,3 pada 26 Agustus 2020, Barat Daya Bengkulu M5,1  29 Agustus 2020, Barat Daya Sinabang Aceh M5,0 pada 1 September 2020, Barat Daya Pacitan M5,1 10 September 2020, dan gempa Tenggara Nagan Raya-Aceh M5,4 pada 14 September 2020.

Menurut ketua tim peneliti EWS gempa UGM, Sunarno, alat ini bisa memprediksi tiga hari sebelum gempa dengan lokasi Aceh sampai NTT. Algoritma awalnya hanya untuk deteksi dini gempa di DIY tiga sampai tujuh hari sebelumnya.

Baca Juga: BMKG Catat Ada 340 Aktivitas Gempa di WIlayah NTB

“Alat ini menggunakan teknologi triangulasi supaya dapat memprediksi posisi pusat gempa yang lebih presisi,” ujarnya, Rabu (2/6/2021).

Ia menilai, selama dalam proses riset dan pengembangan, EWS gempa UGM ini bisa memprediksi kejadian gempa dengan tepat. Bahkan, mahasiswanya pun menggunakan sebagai bahan tesis.

Alat EWS ini tersusun dari sejumlah komponen seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik. Lalu, memanfaatkan teknologi internet of thing (IoT) di dalamnya.

Penelitian yang sudah dilakukan sejak 2018 ini memang khusus mengamati konsentrasi gas radon dan level air tanah sebelum terjadinya gempa bumi.

“Apabila akan terjadi gempa di lempengan, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan, dan air tanah naik turun signifikan juga,” ucapnya.

Baca Juga: Temuan Baru Arkeolog, Candi Sambimaya Indramayu Ternyata Sudah Terapkan Teknologi Tahan Gempa

Pengamatan ini dikembangkan dan dirumuskan ke dalam suatu algoritma prediksi sistem peringatan dini gempa bumi.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x