Kompas TV regional peristiwa

Satu Desa di Tapanuli Utara Lock Down Usai Ratusan Warga Positif Covid-19 karena Pesta Hajatan

Kompas.tv - 24 Mei 2021, 01:02 WIB
satu-desa-di-tapanuli-utara-lock-down-usai-ratusan-warga-positif-covid-19-karena-pesta-hajatan
Ilustrasi akses keluar masuk sebuah desa setelah ratusan warganya terpapar Covid-19. (Sumber: CANDRA KURNIA / KOMPAS TV)
Penulis : Gading Persada

TAPANULI UTARA, KOMPAS.TV- Klaster baru penularan Covid-19 ditemukan di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Klaster itu adalah klaster hajatan usai ratusan warga di Desa Aek Tangga, Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara terpapar Covid-19. 

Imbasnya pemerintah kabupaten (pemkab) setempat terpaksa menutup akses keluar masuk warga di desa tersebut.

Kasus tersebut terungkap setelah ada salah satu warga yang diketahui positif Covid-19. Setelah dilakukan tracing oleh Satgas Covid-19 setempat, warga yang terkonfirmasi virus tersebut diketahui sempat menghadiri acara hajatan di desa tersebut.

Baca Juga: Presiden Argentina Berlakukan Lockdown Pasca Lonjakan Kasus Covid-19

“Kita disiplin melakukan tracing-nya. Secara menyeluruh. Ini membuat agak tinggi kasusnya. Saya sampaikan kepada Puskesmas, Kadis Kesehatan, dan Satgas, kalau ada yang positif harus dilakukan tracing semua,” ungkap Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, Minggu (23/5/2021).

Dari hasil tracing dan test swab yang dilakukan, Nikson mengatakan ada sebanyak 147 warga di desa tersebut yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Mulai dari balita hingga lansia. Perinciannya yakni 2 orang anak berusia 1-5 tahun, 22 orang anak usia 6-12 tahun, 19 orang remaja usia 13-18 tahun, 68 orang usia 19-40, 18 orang usia 41-59 dan 18 orang berusia lebih dari 60 tahun.

Meski demikian, warga yang terpapar itu mayoritas berstatus tanpa gejala. Sehingga cukup melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

"Sebagian besar merupakan orang tanpa gejala (OTG)," ungkap dia melansir Kompas.com.

Baca Juga: Satu RT di Ciracas Mikro Lockdown, 89 Warga Dijemput untuk Tes Usap Covid-19

Mengingat banyaknya warga yang terkonfirmasi virus tersebut, Nikson mengatakan desa tersebut saat ini telah di-lockdown. Pemberlakuan kebijakan lockdown itu akan berlangsung hingga 28 Mei 2021 mendatang.

Ia menjelaskan, hal itu diberlakukan untuk menghindari potensi penyebaran virus kepada warga lainnya.

“Kami sudah siapkan logistik dan tim medis untuk memastikan kebutuhan makanan dan kesehatan warga di desa tersebut, tandas dia.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x