Kompas TV regional peristiwa

Menewaskan 29 Penumpang, Ini Temuan Terbaru KNKT Bus Pariwisata yang Terjun ke Tanjakan Cae Sumedang

Kompas.tv - 15 Maret 2021, 08:57 WIB
menewaskan-29-penumpang-ini-temuan-terbaru-knkt-bus-pariwisata-yang-terjun-ke-tanjakan-cae-sumedang
Kondisi bus pariwisata terbalik usai terjun ke jurang di Tanjakan Cae, Sumedang, Jawa Barat. (Sumber: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN via Kompas.com)
Penulis : Gading Persada

SUMEDANG, KOMPAS.TV- Sebanyak 29 penumpang Bus Pariwisata Sri Padma Kencana tewas dalam kecelakaan di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. 

Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) yang ikut melakukan investigasi terhadap kecelakaan bus yang mengangkut lebih dari 60 penumpang pelajar SMP itu menemukan fakta baru terhadap bus nahas yang terjun ke jurang sedalam lebih dari 5 meter tersebut. 

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan memberikan beberapa hasil temuan KNKT di lokasi kejadian.

“Indikasi sementara pada kasus ini adalah terjadinya brake fading (kampas rem yang mengalami overheat) akibat penggunaan maksimal,” kata Wildan, Minggu (14/3/2021).

Baca Juga: Cerita Penumpang Bus yang Masuk Jurang di Sumedang, Buka Baju dan Berjalan Kaki Minta Pertolongan

Dia menjelaskan, penggunaan maksimal ini maksudnya pengemudi ketika melewati jalanan menurun panjang, tidak menggunakan rem pembantu (exhaust brake & engine brake) namun mengandalkan rem utama atau pedal untuk mengurangi kecepatan.

“Hal ini yang menyebabkan kampas mengalami panas berlebihan, sehingga koefisien geseknya menurun drastis dan tidak mampu menahan putaran tromol,” kata Wildan seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, urutan kasus brake fading ini pertama, pengemudi melalui turunan menggunakan gigi tinggi. Kedua, engine brake dan exhaust brake tidak digunakan sehingga hanya mengandalkan rem utama.

"Saat rem utama digunakan secara maksimal, risiko kampas overheat sangat tinggi. Jika melampaui suhu 300 derajat celcius, maka terjadi brake fading di mana kampas melekat ke tromol namun tromol tetap berputar,”  jelas dia. 

Baca Juga: Jatuh di Jurang Tanjakan Cae Sumedang, Ini Spesifikasi Bus yang Membawa Rombongan Pelajar SMP

Saat ini, pengemudi menginjak rem dan roda tidak berhenti. Selanjutnya pengemudi mengocok rem, memastikan dapat gaya pengereman. Padahal dengan mengocok rem, malah menurunkan tekanan udara di air tank.

“Jika tekanan udara di air tank kurang dari 7 bar, maka tidak bisa mendorong spring yang ada di pedal. Yang dirasakan pengemudi pedal rem dan kopling jadi keras (mbanggel),” papar dia. 

Kemudian karena panik, pengemudi berusaha memindahkan gigi ke posisi rendah tanpa menginjak kopling.

Wildan mengatakan, hal ini fatal karena transmisi synchromesh tidak akan mau bekerja, sehingga pasti masuk ke gigi netral.

Baca Juga: Mulai Pelajar SMP, Balita dan Pemilik PO Bus Ikut Jadi Korban Kecelakaan Maut Tanjakan Cae Sumedang

“Upaya semua pengemudi ketika kecepatan semakin tidak terkendali karena gigi netral, pedal rem keras, adalah menarik tuas hand brake. Tapi itu sia-sia saja karena kampasnya sudah overheat,” kata dia.

Lebih lanjut Wildan menjelaskan, pada sistem pengereman Full Air Brake (FAB) ketika hand brake ditarik, seharusnya gardan belakang akan mengunci dan menjadi emergency brake

"Seharusnya bisa menahan laju bus jika kampasnya tidak mengalami overheat,"  tandas dia. 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x