Kompas TV regional peristiwa

Warga Limapuluh Kota Buka Paksa Peti Jenazah Corona, Medis hingga Wakil Bupati Diusir

Kompas.tv - 25 Agustus 2020, 11:28 WIB
warga-limapuluh-kota-buka-paksa-peti-jenazah-corona-medis-hingga-wakil-bupati-diusir
Ilustrasi: Jenazah. Warga Limapuluh Kota Buka Paksa Peti Jenazah Corona, Medis hingga Wakil Bupati Diusir. (Sumber: THINKSTOCK/KOMPAS.COM)
Penulis : Fadhilah

 

PADANG, KOMPAS.TV - Kasus pengambilan paksa jenazah positif virus corona (Covid-19) kembali terjadi.

Peti jenazah seorang warga Limapuluh Kota, Sumatera Barat, YS (47), yang meninggal positif Covid-19 dibuka paksa masyarakat.

Jenazah dikeluarkan dari peti, kemudian bungkusan dibuka, dimandikan, dan selanjutnya disalatkan.

Sejumlah petugas medis yang membawa jenazah diusir warga. Malahan Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan juga diusir.

Baca Juga: Video Viral Keluarga Ambil Paksa Jenazah Corona Pakai Ranjang Rumah Sakit lalu Masuk Angkot

Peristiwa terjadi pada Senin (24/8/2020). Saat itu jenazah dibawa dari RSAM Bukittinggi menuju rumah duka di Padang Parit Panjang, Kenagarian atau Desa Taeh Baruah Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota.

"Betul, kejadiannya malam sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu jenazah yang dibawa mobil ambulan dari RSAM datang," kata Wakil Bupati Ferizal Ridwan, Selasa (25/8/2020), dikutip dari Kompas.com.

Ferizal mengatakan warga yang kurang pemahamannya itu memaksa membuka peti jenazah, kemudian membuka bungkusan, memandikan, dan menyalatkan.

"Dikuburkan malam itu juga. Saya dan pak camat sudah berupaya memberikan pemahaman, namun terjadi insiden kecil. Saya kemudian mengalah," kata Ferizal.

Baca Juga: Viral Jenazah Diduga Corona Diambil Paksa di Malang, Sempat Diciumi Pula

Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan. (Sumber: Humas Pemkab Limapuluh Kota)

Ferizal mengatakan bahwa warga yang meninggal karena wabah dalam ajaran Islam akan mati syahid sehingga tidak diwajibkan dimandikan lagi.

"Selain itu, karena wabah maka ancaman penularan sangat besar sehingga mudaratnya lebih banyak daripada manfaatnya jika tetap memaksa membuka dan memandikan jenazah," jelas Ferizal.

Hanya saja, warga yang sudah diberi pemahaman itu, lanjut Ferizal, tetap bersikukuh membuka peti jenazah.

"Mereka ramai-ramai meminta peti dibuka. Kemudian balutan jenazah dibuka, dimandikan dan dishalatkan di masjid. Baru dikuburkan. Tengah malam," kata Ferizal.

Baca Juga: Tidak Yakin Meninggal Karena Covid19, Keluarga Paksa Bawa Pulang Jenasah

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x