Kompas TV olahraga kompas sport

Aturan Baru di Olimpiade Tokyo, Atlet Pemenang akan Kalungkan Medali Sendiri

Kompas.tv - 14 Juli 2021, 21:24 WIB
aturan-baru-di-olimpiade-tokyo-atlet-pemenang-akan-kalungkan-medali-sendiri
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir saat meraih medali emas Olimpiade 2016. Para atlet akan mengalungkan medali sendiri pada Olimpiade Tokyo 2021. (Sumber: AP Photo/Kin Cheung)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Tito Dirhantoro

TOKYO, KOMPAS.TV - Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan kebijakan baru bagi para atlet peraih medali pada saat gelaran Olimpiade Tokyo.

Para atlet itu nantinya akan mengalungkan medali di leher mereka sendiri. Hal ini untuk mencegah penularan Covid-19

Demikian hal ini diungkapkan Presiden IOC, Thomas Bach, pada Rabu (14/7/2021). Bach menyadari kebijakan ini adalah “perubahan yang sangat signifikan”.

Medali Olimpiade biasanya diberikan oleh anggota IOC atau tokoh terkemuka di badan olahraga dunia.

Baca Juga: Tiba di Jepang, Tim Bulu Tangkis Olimpiade Indonesia Disambut KBRI Tokyo

“Medali tidak akan diberikan di leher. Medali akan diletakkan di atas nampan. Kemudian atlet akan mengambil medali itu sendiri,” ujar Bach dalam konferensi pers dari Tokyo, dilansir dari Associated Press.

Bach juga memastikan bahwa panitia yang meletakkan medali di nampan telah melakukan tindakan pencegahan sesuai protokol kesehatan Covid-19.

"Panitia akan meletakkan medali di nampan akan melakukannya dengan sarung tangan yang sudah mendapat disinfektan, sehingga atlet dapat yakin tidak ada yang menyentuh medali itu sebelumnya," ujar Bach.

Pendekatan IOC ini berbeda dengan asosiasi sepakbola Eropa atau UEFA dalam EURO 2021.

Presiden UEFA Aleksander Ceferin secara pribadi menggantungkan medali di leher para pemain di laga final EURO.

Ceferin juga berjabat tangan dengan kiper terkemuka Italia Gianluigi Donnarumma pada penyerahan medali dan trofi Euro 2021 di London, Minggu (11/7/2021). 

Baca Juga: FIFA dan UEFA Didesak untuk Melarang Inggris Calonkan Tuan Rumah Piala Dunia 2030

Di sisi lain, Bach menambahkan, bahwa upacara selama Olimpiade Tokyo tidak membolehkan berjabat tangan dan pelukan.

Olimpiade Tokyo dibuka pada 23 Juli dalam keadaan darurat dan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di kota itu.

Sebab itu, Pemerintah Jepang pun melakukan berbagai tindakan pencegahan.

Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengumumkan, olimpiade akan berjalan tanpa penonton.

Keputusan pelarangan penonton ini telah disetujui oleh penyelenggara Olimpiade Tokyo, Komite Olimpiade Internasional (OIC), Komite Paralimpiade Internasional, dan pemerintah metropolitan Tokyo pada Kamis (8/7/2021).

“Mempertimbangkan dampak varian Delta, dan untuk mencegah kemunculan kembali penyebaran virus di seluruh Jepang, kita harus mengambil langkah-langkah pencegahan,” tutur Suga.

Baca Juga: Azzahra dan Fadlan Ditargetkan Pertajam Rekornas di Olimpiade Tokyo



Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x