Kompas TV olahraga kompas sport

Sekjen FIFPro Kritik Format Baru Liga Champions

Kompas.tv - 28 April 2021, 22:05 WIB
sekjen-fifpro-kritik-format-baru-liga-champions
Bayern Munchen menjadi kampiun Piala Dunia Klub 2021. (Sumber: fifa.com)
Penulis : Rizky L Pratama

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal (Sekjen) FIFPro Jonas Baer-Hoffmann ikut mengkritik format baru Liga Champions UEFA. Ia mengatakan, format baru Liga Champions akan merugikan kesehatan pemain dan tidak ada keuntungan finansial tambahan yang didapat. 

Badan pengatur sepak bola Eropa telah menyetujui perubahan yang akan membuat jumlah tim yang bersaing di Liga Champions meningkat dari 32 menjadi 36.

Babak penyisihan grup nantinya akan digantikan oleh satu babak liga, yang dikenal sebagai 'model Swiss'.

Perubahan format kompetisi akan membuat tim memainkan setidaknya 10 pertandingan di tahap pertama, naik dari enam pertandingan dalam format saat ini.

Hal ini membuat Baer-Hoffmann merasa frustrasi, sama seperti pelatih dan pemain-pemain lainnya. 

Baca Juga: Mengenal European Super League, Kompetisi Tandingan UEFA Champions League

"Kami telah melihat ini selama beberapa tahun, apakah itu Piala Dunia Antarklub, Nations League, atau tur komersial menjelang musim baru, secara umum ada sedikit perhatian untuk dampak jadwal tersebut terhadap kesehatan pemain dan kinerja mereka," kata Jonas Baer-Hoffmann kepada Sky Sports News.

"Perhatian terhadap kesehatan benar-benar kurang selama bertahun-tahun. Kami telah menyampaikan hal ini kepada sejumlah badan, termasuk UEFA, tetapi kami tidak melihatnya mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan."

"Jika pemain mulai cedera atau mulai melewatkan pertandingan itu tidak membantu siapa pun."

"Para pemain ini ingin bermain tetapi mereka ingin bermain di level tertinggi yang mereka bisa dan sejujurnya nilai tidak hanya diciptakan oleh kuantitas pertandingan tetapi kualitasnya," jelasnya. 

Baer-Hoffmann juga percaya, pengurangan jadwal di seluruh pertandingan global sebenarnya lebih menguntungkan secara komersial. Ia memberi contoh Liga Premier dan NFL Amerika sebagai model yang sukses.

Baca Juga: Presiden UEFA Pastikan 12 Tim European Super League Akan Dihukum

"Bisa dibilang sudah ada terlalu banyak pertandingan untuk pemain, itulah sebabnya ada pertempuran besar-besaran antara sepak bola liga domestik dan tim internasional," tambah Baer-Hoffmann.

"Tetapi jika Anda melihat perkembangan pendapatan selama beberapa dekade terakhir dalam kompetisi yang belum menambahkan pertandingan lagi, seperti Liga Premier atau NFL, mereka telah menggandakan pendapatan mereka dalam dekade terakhir tanpa menambahkan satu pertandingan pun."

"Jadi persamaannya tidak berarti bahwa lebih banyak game berarti lebih banyak uang untuk cukup menopang industri."

"Kami telah mendorong regulasi yang jauh lebih ketat, memberikan istirahat dan pemulihan minimal di antara pertandingan, di pertengahan musim dan di luar musim."

Baca Juga: Florentino Perez: Proyek European Super League Belum Mati!

"Tapi itu jelas berarti Anda membutuhkan rotasi yang lebih besar dan lebih banyak pemain untuk didistribusikan ke setiap pertandingan karena mereka tidak akan bisa bermain di semua pertandingan. Tidak ada cara lain," pungkasnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x