Kompas TV nasional politik

Sering Temui SBY, Prabowo Dinilai Ingin Bangun Kekuatan Penyeimbang Bendung Pengaruh Jokowi

Kompas.tv - 26 Februari 2024, 13:08 WIB
sering-temui-sby-prabowo-dinilai-ingin-bangun-kekuatan-penyeimbang-bendung-pengaruh-jokowi
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, bersama dengan Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berada di Masjid Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (26/12/2023). (Sumber: Kurnia Yunita Rahayu/Kompas.id)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan sekaligus capres yang sedang unggul di Pilpres 2024, Prabowo Subianto rajin menemui Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pertemuan-pertemuan tersebut disinyalir sebagai upaya Prabowo membangun kekuatan agar bakal pemerintahannya tidak didominasi salah satu pihak, termasuk Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi.

Prabowo diketahui menemui SBY dua kali dalam sepekan terakhir. Prabowo menyambangi SBY di Museum dan Galeri SBY-Ani Yudhoyono, Pacitan pada 17 Februari 2024 atau beberapa hari usai Pemilu 2024. Terkini dengan menyambangi kediaman SBY di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu, Sabtu (24/2).

Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor menilai hubungan antara Prabowo dengan Jokowi usai Pilpres 2024 semakin dekat. Di antara banyak elite Koalisi Indonesia Maju (KIM) lain, SBY menjadi pihak yang paling sering ditemui Prabowo.

Baca Juga: Jokowi Gelar Sidang Kabinet Hari Ini, Bahas Makan Siang Gratis?

Menurut Firman, terlihat indikasi bahwa Ketua Umum Partai Gerindra itu tengah menyiapkan aliansi politik yang benar-benar di bawah kendalinya jika memenangkan Pilpres 2024. Langkah ini dinilai penting untuk membendung pengaruh politik dari luar, termasuk dari Jokowi.

”Ada tendensi Prabowo sedang membangun balance of power (keseimbangan kekuasaan) di dalam kubu pengusungnya. Hal itu penting supaya dia benar-benar bisa menjadi leader (pemimpin) ketimbang hanya pelaksana keinginan Jokowi," kata Firman, Minggu (25/2).

Jokowi sendiri umum dianggap mendukung paslon Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Terlebih lagi, Gibran Rakabuming Raka merupakan putra sulung Jokowi yang lolos syarat cawapres secara kontroversial melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Kata Firman, pengaruh Jokowi tidak hanya mewujud dalam Gibran sebagai cawapres. Namun, pengaruh Jokowi juga terkait dengan keberadaan parpol pengusung Prabowo-Gibran yang merupakan bagian pemerintahan saat ini.

Dari enam parpol pengusung pemerintahan Jokowi, Demokrat menjadi partai yang paling belakangan bergabung. Demokrat resmi bergabung seiring diangkatnya Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN).

Demokrat dinilai lebih mudah didekati Prabowo karena pengaruh Jokowi terhadap parpol-parpol pengusung pemerintah yang lain seperti Golkar dan PAN dinilai lebih kuat. Demokrat pun punya rekam jejak sebagai oposisi selama sembilan tahun pemerintahan Jokowi.

”Prabowo sebagai orang yang (akan) berkuasa harus punya kaki di mana-mana, sehingga dia akan muncul sebagai kekuatan politik utama dan punya bargaining position,” kata Firman dikutip Kompas.id.

Koalisi Indonesia Maju bantah terjad friksi

Sementara itu, Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad H Wibowo membantah kabar terjadinya friksi di koalisinya. Menurutnya, KIM tetap solid dan bahkan menyambut baik bergabungnya Demokrat.

Dradjad menolak anggapan bahwa intensitas pertemuan Prabowo dan SBY menunjukkan friksi dengan kubu Jokowi. Ia menggarsibawahi kunjungan kerja bersama Jokowi dan AHY ke Sulawesi Utara belakangan ini.

”Kompetisi sudah usai. Ayo, kita perkokoh rajutan kebangsaan Indonesia. Apalagi Pak Prabowo sebagai capres sudah berkali-kali secara terbuka mengundang semuanya untuk bersama-sama membangun Indonesia,” kata Dradjad.

Baca Juga: TKN Prabowo-Gibran: Kami Tidak Pernah Membentuk Tim Kecurangan


 


 



Sumber : Kompas TV, Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x