Kompas TV nasional humaniora

Bullying di Binus Serpong, Psikolog Sebut Pentingnya Konseling untuk Pelaku, Cegah Perilaku Berulang

Kompas.tv - 22 Februari 2024, 13:11 WIB
bullying-di-binus-serpong-psikolog-sebut-pentingnya-konseling-untuk-pelaku-cegah-perilaku-berulang
Ilustrasi perundungan atau bullying. Kata psikolog soal kasus bullying di Binus School Serpong. (Sumber: Freepik)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Andik Matulessy merespons kasus bullying atau perundungan yang diduga dilakukan oleh kelompok bernama Geng Thai di Binus School Serpong.

Andik mengatakan, pendampingan psikologis dan konseling tak hanya diberikan kepada korban, tetapi juga penting untuk diberikan kepada pelaku.

“Pelaku perundungan harus mendapatkan tindakan psikologi, layanan konseling. Jadi tidak hanya yang trauma saja, tetapi juga para pelaku juga harus diberikan tindakan psikologi,” ucap Andik dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Kamis (22/2/2024).

Baca Juga: Korban Bullying di Binus School Serpong Alami Trauma, Tak Mau Keluar Rumah

Pemberian layanan psikologis, termasuk konseling, bagi pelaku ini dilakukan untuk mengantisipasi perilaku berulang atau kejadian serupa yang dilakukan oleh pelaku.

“Ada kemungkinan dia melakukan tindakan berulang,” ucapnya.

Andik menerangkan, peran penting orangtua dalam melakukan pendampingan terhadap pelaku maupun korban.

Ia mengimbau agar orangtua tidak menyalahkan perilaku anak.

Orangtua harus turut andil dalam menciptakan ruang yang nyaman di rumah agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Ditanya soal penyebab perundungan, Andik menjelaskan, ada banyak faktor yang membuat seorang remaja tega merundung temannya. Misalnya, remaja yang ingin menunjukkan kekuatannya.

Selain itu, kondisi keluarga di rumah yang penuh dengan kekerasan juga dapat memicu remaja untuk melakukan kekerasan di luar lingkungan rumah.

“Jadi bukan hanya masalah sekolahnya saja, tetapi hal-hal di luar sekolah bisa jadi penyebab orang melakukan perundungan. Kalau dia berada di dalam geng, terjadi pengajaran melakukan hal-hal yang negatif, kekerasan, itu menyebabkan dia berperilaku perundungan,” terang Andik.

Dalam konteks pendidikan, sekolah juga harus memberikan pengajaran yang tidak berpusat pada kognitif, tetapi juga pembelajaran afektif untuk menumbuhkan pemahaman empati kepada siswa.

Baca Juga: Update Kasus Bullying di Binus School Serpong: Polisi Bakal Panggil Terduga Pelaku

Sebagai informasi, kasus bullying di Binus School Serpong terkuak usai akun X @BosPurwa menuliskan adanya dugaan perundungan oleh sebuah geng bernama Geng Thai.

Perundungan ini terjadi di sebuah warung dekat sekolah atau yang dikenal dengan Warung Ibu Gaul.

Anak dari artis VR diduga terlibat dalam perundungan.

Perundungan ini dilakukan terhadap anggota baru geng, di mana korban dipaksa memberikan sesuatu yang diminta oleh senior hingga mendapatkan kekerasan fisik, seperti dipukul, dicekik, hingga disundut rokok.

Polisi mengatakan bahwa Geng Thai sudah dua kali melakukan perundungan dalam kurun waktu satu bulan, yakni pada 2 dan 13 Februari 2024.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x