Kompas TV nasional peristiwa

Kasus Bullying di Binus Serpong, Puskapdik Dorong Aktivasi Satgas Pencegahan Kekerasan Sekolah

Kompas.tv - 20 Februari 2024, 10:14 WIB
kasus-bullying-di-binus-serpong-puskapdik-dorong-aktivasi-satgas-pencegahan-kekerasan-sekolah
Ilustrasi perundungan. Ramai bullying di Binus Serpong yang diduga melibatkan anak dari artis VR. (Sumber: Bully Awareness Resistance Education)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus bullying atau perundungan di Binus International School Serpong kini tengah menjadi perhatian publik. Pasalnya, kasus ini diduga melibatkan anak artis VR.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan Pendidikan (Puskapdik) Satibi Satori mengatakan bahwa kekerasan, termasuk perundungan, di lingkungan sekolah harus menjadi perhatian seluruh pihak.

"Kekerasan di lingkungan sekolah harus diputus mata rantainya dari hulu hingga hilir. Para pemangku kepentingan, pemerintah, penyelenggara pendidikan, anak didik dan orang tua didik harus berkolaborasi," kata Satibi di Jakarta, Selasa (20/2/2024). 

Baca Juga: Kasus Perundungan Jadi Prioritas Sekolah, Binus School Serpong Panggil Siswa yang Diduga Terlibat

Untuk memastikan tidak ada lagi kekerasan di lingkungan sekolah, Satibi mendorong sekolah untuk segera mengaktivasi pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan sesuai amanat Permendikbudristek No 46 Tahun 2023. 

"Tim ini harus diefektifkan untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan di sekolah agar lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang aman dan nyaman untuk peserta didik/siswa," tegas Satibi. 

Ia menyayangkan adanya peristiwa perundungan dan kekerasan yang terjadi. Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu penyebab tidak adanya deteksi dini oleh pihak sekolah.

Sekolah perlu melakukan deteksi dini terkait potensi kekerasan atau perundungan karena pihak sekolah yang mengetahui kondisi lingkungannya.

"Sekolah tidak sekadar menjadi tempat kegiatan belajar mengajar yang sifatnya mekanik, tetapi juga aktivitas percakapan yang hangat antara penyelenggara pendidikan, anak didik, lingkungan sekolah, dan pihak-pihak terkait dengan aktivitas pendidikan," tegas Satibi. 

Deteksi dini ini dilakukan sebagai langkah preventif yang harus diutamakan sebagai upaya menyelesaikan masalah kekerasan di lingkungan sekolah dari hulu hingga hilir.

Baca Juga: Polisi Sebut Pelaku Bullying di Binus School Serpong Lebih dari 1 Orang, TKP di Warung Dekat Sekolah

Diberitakan sebelumnya, kasus bullying di Binus School Serpong  ini mencuat usai akun X @BosPurwa menuliskan adanya dugaan perundungan oleh sebuah geng bernama “Geng Tai” yang diduga melibatkan anak dari artis VR.


 

Perundungan ini dilakukan terhadap anggota baru geng, di mana korban dipaksa memberikan sesuatu yang diminta oleh senior hingga mendapatkan kekerasan fisik, seperti dipukul, dicekik, hingga disundut rokok.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan Ipda Galih Dwi Nuryanto mengatakan bahwa korban dari perundungan ini tengah dirawat di rumah sakit karena menderita memar dan luka bakar.

Sementara pihak Binus School Serpong sudah buka suara soal kasus perundungan atau bullying terhadap siswa yang ingin masuk ke geng sekolah oleh senior-seniornya hingga viral di media sosial.

Corporate PR Binus University Haris Suhendra mengatakan saat ini pihaknya menyelidiki kasus tersebut secara serius dan cepat.

"Binus School Serpong tidak akan mentoleransi tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun," kata Haris dalam keterangannya, Senin (19/2/2024).



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x