Kompas TV nasional politik

Makanan Sehat dan Debat Cawapres, INDEF Beri Pandangan

Kompas.tv - 19 Januari 2024, 18:25 WIB
makanan-sehat-dan-debat-cawapres-indef-beri-pandangan
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (22/12/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyoroti isu makanan bergizi sebagai topik penting yang perlu dielaborasi menjelang acara debat calon wakil presiden (cawapres) pada Minggu (21/1/2024) mendatang.

Ekonom Senior Indef Bustanul Arifin menyampaikan bahwa menurut jurnalisme data Kompas, tercatat separuh penduduk Indonesia tidak mampu makan makanan bergizi, sehingga perlu menjadi perhatian para cawapres.

"Cawapres perlu sangat-sangat serius terkait makan bergizi, tentu dengan berbagai indikator," kata Bustanul Arifin dalam Diskusi Publik Indef bertema Mengurai Gagasan Cawapres mengenai Isu Keberlanjutan yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, berdasarkan laporan tahun 2022 tersebut, tercatat separuh penduduk Indonesia, sekitar 183,7 juta orang atau 68 persen populasi ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi harian.

Baca Juga: Jubir TPN Yakin Mahfud Akan Kuasai Debat Cawapres Kedua Pilpres 2024 Besok: Beliau Berpengalaman

Menurut dia, isu ketahanan pangan dan gizi perlu mendapatkan perhatian oleh calon pemimpin agar Indonesia memiliki daya saing secara ekonomi dan secara global.

"Itu yang harus diseimbangkan oleh para cawapres. Kalau tidak, berarti penduduk kita tidak sehat, tidak tahan pangan namanya," ujarnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, data Global Food Security Index (GFSI) pada tahun 2022 menunjukkan posisi Indonesia menempati rangking 63 dari 113 negara dengan skor 60,2 di bawah Malaysia dan Vietnam.


Adapun salah satu indikatornya berupa kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan sehat meliputi konsumsi buah dan sayur.

Tidak hanya itu, Pola Pangan Harapan (PPH) di Indonesia dinilai kurang memenuhi unsur pangan yang bervariasi, di mana kelompok pangan padi-padian mendominasi konsumsi masyarakat.

Sementara kelompok pangan lainnya seperti sayur dan buah, umbi-umbian, kacang-kacangan sangat minim sehingga perlu menjadi fokus perhatian.

Hal itu terjadi lantaran faktor pendukung pada pertumbuhan subsektor pertanian, khususnya pada tanaman pangan dan hortikultura tercatat minus sekitar 3 persen pada kuartal I dan kuartal II tahun 2023 berdasarkan data Badan Pusat Statistik.

Baca Juga: Jelang Debat Cawapres kedua di JCC, Begini Persiapan Muhaimin, Mahfud dan Gibran

"Makan sehat itu mahal dan kita itu paling tidak beragam konsumsinya. Inilah tantangan ketahanan pangan, jadi bukan hanya swasembada pangan," katanya.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x