Kompas TV nasional rumah pemilu

Ganjar Nilai Kebijakan Terkait Tembakau Tidak Bisa Dilihat dari Sisi Kampanye Kesehatan Saja

Kompas.tv - 20 Desember 2023, 03:45 WIB
ganjar-nilai-kebijakan-terkait-tembakau-tidak-bisa-dilihat-dari-sisi-kampanye-kesehatan-saja
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, usai mengunjungi pabrik rokok di Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/12/2023). (Sumber: Narda Margaretha Sinambela/Antara)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

BANTUL, KOMPAS.TV - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menegaskan, petani dan ekosistem tembakau harus dilindungi.

Ia menilai kebijakan terkait tembakau harus proporsional antara sisi kesehatan dengan indikator prevalensi perokok dan sisi ketahanan industri serta agraria.

Hal tersebut disampaikan Ganjar usai mengunjungi pabrik rokok di Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/12/2023).

Politikus PDI Perjuangan itu berpendapat kebijakan terkait tembakau harus ditinjau secara utuh.

“Di hulu, kini produksi petani tembakau sudah semakin turun, sedangkan permintaan semakin besar. Untuk itu, kita malah impor tembakau,” kata Ganjar.

Baca Juga: Prabowo Mengaku Menyatu dengan Jokowi, Ganjar: Saat Kampanye Memang Saatnya Mengeklaim

Ganjar menyampaikan, rel kebijakan terkait tembakau tidak bisa hanya dilihat dari kampanye kesehatan saja. Bersama cawapres Mahfud MD, Ganjar mengaku berpihak kepada petani tembakau.

“Kita punya tembakau kualitas tinggi yang harganya jutaan, dari Temanggung dan daerah lain. Ini juga harus mendapatkan perlindungan,” katanya, dikutip Antara.

Ganjar pun menyinggung konvensi pengendalian tembakau yang digagas Badan Kesehatan Dunia (WHO), Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).

Eks gubernur Jawa Tengah itu menyebut konvensi itu memukul keras industri tembakau dalam negeri. Namun, dia menyebut banyak negara yang belum meratifikasi FCTC.

Meskipun demikian, Ganjar tidak membantah kebijakan tarif cukai menjadi instrumen mengendalikan prevalensi perokok dari sisi kesehatan. Namun, menurutnya, besaran tarif cukai rokok perlu dikoreksi.

“Toh sejauh ini cukai naik, industri tetap baik. Namun, hanya perlu koreksi besaran tarifnya, tidak malah menimbulkan rokok ilegal yang marak,” kata Ganjar.

Di lain sisi, dia menyimpulkan, industri tembakau sebagai salah satu industri padat karya yang menjadi gantungan banyak orang desa. Terlebih lagi, banyak pekerja perempuan di balik produksi tembakau.

"Banyak pabrik mempekerjakan kaum disabilitas, baik perempuan maupun lelaki, mereka menjadi berdaya,” kata Ganjar.

Baca Juga: Djarot Sebut Debat Cawapres Bakal Menarik: Gibran Punya Pengalaman Debat, Mahfud dan Muhaimin Tidak


 



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x