Kompas TV nasional rumah pemilu

Bawaslu Sebut Pertarungan Pemilu 2024 Lebih Berasa di Dunia Digital

Kompas.tv - 18 Desember 2023, 08:59 WIB
bawaslu-sebut-pertarungan-pemilu-2024-lebih-berasa-di-dunia-digital
Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI Lolly Suhenty saat membuka Rapat Kerja Pencegahan dan Pengawasan Tahapan Kampanye Pemilu Tahun 2024 di Bogor, Sabtu (18/11/2023). Ia menyebut Bawaslu telah mengidentifikasi 1.952 kerawanan dalam pemilu. (Sumber: Bawaslu RI)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Lolly Suhenty menyebut, pertarungan Pemilu 2024 lebih berasa di dunia digital atau media sosial (medsos). 

Menurut dia, meski sudah memasuki tahapan debat capres, tetapi situasinya tak sepanas pemilu sebelumnya. 

Baca Juga: Anggota Bawaslu Dampingi Petugas Logistik KPU Samarinda Merakit 12 RIbu Kotak Suara
 
"Saat ini memasuki tahapan Kampanye dan sudah memasuki debat capres (calon presiden) pertama. Ada yang bilang kesannya adem ayem dibandingkan Pemilu 2019. Tetapi sebenarnya pertarungannya itu di dunia digital. Medsos dengan berbagai fitur video seperti TikTok sangat kuat untuk mempengaruhi," kata Lolly kepada wartawan, Senin (18/12/2023).

Lolly mengimbau masyarakat perlu memanfaatkan tahapan kampanye ini untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya.
 
Namun, ia mengimbau, agar masyarakat aktif untuk melaporkan setiap dugaan pelanggaran pemilu.

“Kalau menemukan dugaan pelanggaran bisa melaporkan kepada Bawaslu. Tetapi kita perlu tahu dulu yang melanggarnya apa? Kita tahu bagaimana melaporkannya dan ketiga tahu mekanismenya," kata Lolly. 
 
Ia menilai dunia digital saat ini sangat memberikan pengaruh yang besar dalam menyampaikan informasi. 

Oleh sebab itu, ia berharap, masyarakat bisa menyaring informasi yang benar dan bersedia menjadi bagian dari pengawasan partisipatif pemilu. 

Baca Juga: Bawaslu Respons Temuan PPATK soal Dugaan Transaksi Janggal untuk Dana Kampanye Pemilu 2024

"Dunia digital sangat kuat pengaruhnya, tetapi saringannya masih kurang. Karena itu, perlu untuk tahu dan tidak terpancing meneruskan informasi yang tidak benar. Kita perlu sadar situasi pelanggaran di sekitar kita," katanya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x