Kompas TV nasional peristiwa

Mbah Rono: Pemda dan Pengelola Bertanggung Jawab Terkait Izin Pendakian Gunung Marapi Sumbar

Kompas.tv - 6 Desember 2023, 14:38 WIB
mbah-rono-pemda-dan-pengelola-bertanggung-jawab-terkait-izin-pendakian-gunung-marapi-sumbar
Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat yang masih terus terjadi sejak Minggu (3/12) hingga hari ini, Selasa (5/12). (Sumber: Antara/Altas Maulana)
Penulis : Dian Nita | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ahli Vulkanologi Surono mengatakan larangan masuk ke radius 3 kilometer dari puncak Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) sudah dikeluarkannya sejak dirinya menjadi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Terkait siapa yang harusnya bertanggung jawab usai 23 pendaki meninggal saat Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) erupsi, ia enggan berkomentar.

"Saya tidak akan mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, saya sedang berduka dengan para pendaki yang meninggal dunia," kata Mbah Rono, sapaanya,  dalam Breaking News Kompas TV, Rabu (6/12/2023).

Menurut Surono, pihaknya sudah memberikan rekomendasi terkait aturan sejak Gunung Marapi Sumbar bertatus waspada pada 2011 lalu.

Baca Juga: Ahli Vulkanologi: Gunung Marapi Berstatus Waspada sejak 2011, Tidak Boleh Mendekat Radius 3 Km

"Bencana itu tanggung jawab bersama, ahli vulkanologi itu memberikan rekomendasi, aturan yang harus dilakukan. Nah,  yang punya masyarakat itu pemerintah daerah dengan pengelola wisata itu yang bersinggungan langsung oleh subjeknya, dan dia bertanggung jawab dengan itu," ungkapnya.

Surono mengatakan, peraturan yang sudah dibuat adalah untuk dipatuhi bukan untuk dilanggar.

"Kalau teman-teman kita di Vulkanologi memberi larangan, ya dituruti mau tidak mau. Lho kita cuma tamu, tamunya marapi, tamunya alam, ya kita harus taat kepada yang punya rumah," tutur Surono.

"Kalau pendaki tidak berada di radius 3 kilometer, pasti tidak akan terjadi (meninggal-red)," lanjutnya.

Ia menjelaskan bahwa berada di dekat gunung api yang mengeluarkan awan panas sangat berbahaya, bahkan bisa mengancam nyawa.

Baca Juga: Polda Sumbar Dirikan Dapur Umum di Lokasi Evakuasi Erupsi Gunung Marapi

"Awan panas itu bisa 800 derajat celcius, misalnya  kita tidak kena langsung awan panas, hanya dia lewat tidak jauh dari kata, uap panasnya itu bisa lebih dari 100-200 derajat, itu air mendidih. Jika lebih dari itu, bisa terjadi tubuh kita tiba-tiba kering, yang dimana tubuh kita 2/3 air, ya tidak selamat kita," jelasnya.

Sebagai informasi, dikutip dari magma.esdm.go.id, PVMBG sempat mengeluarkan informasi bahwa Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatra Barat itu mengalami 1 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 5.7 mm, S-P 7 detik dan lama gempa 21 detik pada Jumat (1/12/2023).


 

Saat itu, PVMBG mengeluarkan rekomendasi bahwa masyarakat di sekitar Gunungapi Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius 3 kilometer dari kawah/puncak.

Adapun erupsi Gunung Marapi Sumbar terjadi pada Minggu (3/12/2023). Gunung tersebut mengeluarkan awan panas, batu dan pasir dalam radius 3 kilometer.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ada 75 pendaki yang terjebak di atas gunung Marapi.

Hingga Rabu (6/12/2023), dari 75 pendaki yang terjebak, sebanyak 74 sudah dievakuasi dengan rincian, 52 orang selamat, 22 dipastikan meninggal dan 1 belum ditemukan.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x