Kompas TV nasional peristiwa

Bincang Pinggiran: Kampanye Pilpres dan Nasib PRT yang Diperas Seperti Cucian

Kompas.tv - 28 November 2023, 03:00 WIB
bincang-pinggiran-kampanye-pilpres-dan-nasib-prt-yang-diperas-seperti-cucian
Sejumlah PRT dalam acara Bincang Pinggiran di Taman Ismail Marzuki, Minggu (26/11/2023)  (Sumber: Kompas.TV/Iman Firdaus)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Isu Pekerja Rumah Tangga (PRT) bukanlah topik yang menarik perhatian, terutama bagi para politikus di DPR. Buktinya, sudah 20 tahun Rancangan Undang-undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) masih belum mulai pembahasan di parlemen, meski pada 21 Maret 2023 silam sudah disahkan jadi usul inisiatif DPR. 

Menurut Koordinator Nasional Jala PRT (Jaringan Nasional Advokasi PRT), yang memperjuangan pengesahan RUU PPRT,  Lita Anggraini, berbagai upaya pendekatan sudah dilakukan agar RUU ini segera disahkan jadi undang-undang.  

Bahkan saat kampanye pilpres mulai ramai, pihaknya sudah berusaha mendekati masing-masing paslon untuk membincangkan persoalan RUU ini. "Tapi masing-masing paslon masih mengamankan posisi," kata Lita saat berbincang dengan Kompas.tv, Minggu (26/11/2023) di Taman Ismail Marzuki (TIM) usai acara "Bincang Pinggiran".

Bagi Lita, tidak mengherankan bila para politikus belum tertarik pada isu pekerja rumah tangga.

"Bahkan untuk isu perempuan saja kan masih belum dianggap penting," tambahnya.

Padahal, tanpa kehadiran PRT di rumah para politikus dan masing-masing calon presiden, kata Lita, niscaya kampanye akan terganggu. 


Saat ini, jumlah PRT di Indonesia menduduki posisi kedua terbanyak di dunia setelah China. Data pada tahun 2015, China memiliki 20 juta PRT dan Indonesia 5 juta.

"Sekarang bisa jadi bertambah jadi 10 jua," katanya.

Baca Juga: PRT asal Banyuwangi Disiksa dan Tak Digaji di Malaysia, Alami Luka Bakar di Punggung serta Lengan

Dalam hal perlindungan dan regulasi terhadap PRT, Filipina adalah contoh terbaik. Negara tetangga itu sudah punya regulasi yang memberikan perlindungan kepada PRT di sana.

Mereka cukup serius memberikan perlindungan kepada para PRT-nya  termasuk PRT yang bekerja di luar negeri alias pekerja migran. Sehingga Filipina menjadi satu-satunya negara di Asia yang punya regulasi tersebut.

Organisasi Jala PRT demo depan Gedung DPR mendesak pengesahan RUU PPRT (Sumber:Jala PRT)

Meski pembahasan RUU ini masih mangkrak di DPR, namun Jala PRT tiap malam selalu hadir di depan gedung DPR untuk melakukan demo. Demo biasanyang dilakukan petang hingga malam hari. Meski tak banyak yang terlalu peduli, namun mereka terus konsisten hadir di halaman depan DPR.

"Sudah masuk hari ke 103," katanya, yaitu hingga Jumat (24/11/2023). Mereka terus hadir menyuarakan keprihatinan nasib PRT di tanah air mulai dari upah, kesejahteraan, jam kerja hingga kekerasan yang kerap mereka terima.

Baca Juga: Kegembiraan Pekerja Rumah Tangga Usai RUU PPRT Diketok Menjadi RUU Inisiatif DPR

Nasib mereka tampaknya tertera dalam kaos yang dikenakan sejumlah peserta dalam acara "Bincang Pinggiran" di TIM. Sebagian mengenakan kaos yang bertuliskan "Yang Diperas Cuciannya Bukan PRT-nya".

Tulisan mencolok itu tampaknya sengaja untuk menarik perhatian banyak orang. Bahwa PRT masih seperti cucian, terus diperas keringatnya dengan kesejahteraan yang minim.     

          



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x