Kompas TV nasional peristiwa

Keluarga Korban TPPO Myanmar Laporkan Perekrut di Indonesia, Diduga terkait Jaringan Internasional

Kompas.tv - 3 Mei 2023, 05:30 WIB
keluarga-korban-tppo-myanmar-laporkan-perekrut-di-indonesia-diduga-terkait-jaringan-internasional
Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Hariyanto Suwarno saat menyampaikan keterangan di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (2/5/2023). (Sumber: Rahel/Kompas.com)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Keluarga salah satu korban dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar melaporkan pelaku penyelundup migran yang berada di Indonesia ke Bareskrim Polri, Selasa (2/5/2023). Kedua pelaku yang dilaporkan ditengarai terkait jaringan perdagangan orang internasional.

Ibu dari salah satu korban, I membuat laporan dengan didampingi Diplomat Muda Direktorat Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rina Komaria dan Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Hariyanto Suwarno.

Baca Juga: 20 WNI Diduga Jadi Korban Perdagangan Orang di Myanmar: Ditipu, Disekap, Diperbudak hingga Disiksa

“Yang kami katakan dan kantongi nama yang akan kita laporkan hari ini inisialnya P sama A. Itu tersebar di beberapa daerah dan ada di Jabotabek, ini akan kami laporkan, terus kemudian ditindak,” kata Hariyanto dikutip Kompas.com.

Menurut Hariyanto, para WNI yang diselundupkan ke Myanmar dijanjikan gaji besar. Tawaran ini kemudian diterima puluhan WNI, banyak di antaranya tidak memiliki pekerjaan tetap ketika pandemi Covid-19.

“Awalnya teman-teman dijanjikan untuk bisa bekerja, setahun sekali pulang ke Indonesia. Gajinya tinggi dan sebagainya,” kata Hariyanto.

I menuturkan bahwa anaknya menjadi salah satu korban TPPO di Myanmar dan hilang kontak seminggu belakangan. Ia menduga sang anak dan para WNI lainnya disekap dan disiksa.

I menyebut anaknya sempat diancam pihak perusahaan di Myanmar bahwa mereka tidak akan bisa pulang. Para WNI ini diketahui diberangkatkan ke Myanmar melalui Thailand pada Oktober-November 2022 silam.

“Bahkan terakhir kita dapat konfirmasi dari anak-anak, yang mana perusaan itu bilang, tidak ada yang bisa jemput kalian di sini, bahkan Presiden Jokowi pun, itu statement perusahan kemarin,” kata I.

Sebagaimana diberitakan Kompas TV sebelumnya, sebanyak 20 WNI disekap dan dipaksa kerja tanpa bayaran oleh perusahaan penipu modus kripto di Myanmar. Selain diperbudak, para WNI itu diduga kerap disiksa.

Baca Juga: Cerita Istri WNI Sukabumi yang Disekap dan Diperbudak di Myanmar: Suami Saya Dibawa ke Ruang Gelap


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x