Kompas TV nasional politik

Momentum Lebaran, Eros Djarot: Kalau Politisi yang Rada Waras, Ya Lakukan Pencerahanlah

Kompas.tv - 27 April 2023, 07:09 WIB
momentum-lebaran-eros-djarot-kalau-politisi-yang-rada-waras-ya-lakukan-pencerahanlah
Budayawan Eros Djarot, dalam Satu Meja The Forum, Rabu (26/4/2023), berpendapat bahwa sejak zaman Orde Baru hingga kini, banyak yang tidak paham substansi dari bulan suci Ramadan. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Budayawan Eros Djarot menyebut politisi yang rada waras harus melakukan atau memberikan pencerahan pada momentum Lebaran.

Eros menjelaskan hal itu dalam dialog Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (26/4/2023), dengan tema ‘Lebaran Asyik tanpa Politik’, sekaligus menjawab pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan politisi jika Lebaran merupakan apnggung depan teater.

“Masalah pemaknaan aja. Kalau politisi yang rada waras, ya lakukan pencerahanlah,” kataEros.

Ia kemudian mencontohkan salah satu pencerahan, dengan menyebut bahwa wacana koalisi selama ini disebut dengan koalisi besar adalah koalisi beri-beri.

“Contohnya nih, saya koreksi, Anda kan selalu bilang koalisi besar, itu koalisi beri-beri.  Hal semacam itu harus dilakukan oleh para politisi.”

Baca Juga: Pengamat Politik: 2024 Bukan Hanya Kompetisi Antarcapres tapi King Maker juga, Termasuk Jokowi

Menurut Eros, paling tidak kita harus mengoreksi hal semacam itu, karena jika diteliti secara jeli, itu merupakan sesuatu yang tidak sehat.

“Kita paling tidak mengoreksi mereka gitu ya, bahwa sebetulnya apa sih, kalau kita teliti sejeli mungkin, itu kan tidak sehat.”

“Bahwasanya menginginkan sebanyak mungkin calon, ini kan ada satu upaya, bahkan di bulan puasa masih saja. Mbok yo pada tobat ya. Masih ngeyel aja, gitu ya, memaksakan supaya tinggal dua (calon),” jelasnya.

Eros pun menceritakan dirinya pernah dimarahi oleh Benny Moerdani, dan mengingatkan agar berhati-hati jika pemilihan presiden hanya diikuti oleh dua pasangan calon.


 

“Lanjut ya, gini, saya ingat dulu, ada kawan kita itu yang orang berkuasa, paling serem, namanya Benny Moerdani, saya dimarahin dulu, ‘Ros, aku ngerti kowe ki ra seneng Golkar (saya tahu kamu tidak suka Golkar)’ gitu katanya.”

Baca Juga: Pengamat Politik Sebut Dukungan PPP ke Ganjar Pranowo Bukti Koalisi Indonesia Bersatu Rawan Goyah

“Tapi dia bilang gini, ‘Hati-hati kalau cuma dua (pasang)’. Saya inget terus ya. Kalau dua yang muncul, pasti yang berhadapan nasionalis lawan Islam, saya jamin itu,” kata Eros.

Berdasarkan hal itu, kata Erosm ia selalu berupaya menghindarkan pemilihan yang hanya diikuti oleh dua calon.

“Makanya selalu saya menghindarkan itu, tapi rupanya kawan-kawan saya di politik itu salah paham dan berkembang jadi paham yang salah.”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x