Kompas TV nasional peristiwa

Tragedi Tol Brexit 2016 Tidak Boleh Terulang, KPBB: Harus Ada Langkah Antisipasi Kemacetan

Kompas.tv - 17 April 2023, 06:20 WIB
tragedi-tol-brexit-2016-tidak-boleh-terulang-kpbb-harus-ada-langkah-antisipasi-kemacetan
Sejumlah truk melintas di jalan tol Jakarta Cikampek, ruas Bekasi, Jawa Barat, Rabu (12/4/2023). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatur waktu pemberlakuan pembatasan operasional angkutan barang di ruas jalan tol dan jalan nasional untuk arus mudik mulai 17 - 21April 2023 dan arus balik periode I mulai 24 - 26 April 2023 dan periode II, 29 April - 2 Mei 2023. (Sumber: Antara)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemudik dan pemerintah harus belajar dari kemacetan luar biasa pada arus mudik Lebaran 2016 di Tol Brexit. Harus ada langkah antisipasi dari sekarang untuk mencegah kemacetan berulang seperti 2016 lalu.

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin menyarankan, untuk menghindari kemacetan di jalur mudik, sebaiknya pemudik berkendaraan pribadi merencanakan perjalanan mudiknya jauh-jauh hari dengan matang dan membuat rencana rute yang diprediksi bisa terhindar dari kemacetan parah.

Apabila ditarik mundur, ada waktu lima-enam hari mulai hari Sabtu (15/4//2023) ini sampai dengan Kamis (20/4/2023) sebelum hari raya untuk para pemudik bisa mengatur waktu perjalanan.

”Kita hargai usaha pemerintah menyebar rentang perjalanan dari hari ini sampai 20 April. Kita berharap itu cukup untuk menyebar perjalanan masyarakat sehingga tidak menumpuk dan terjadi kemacetan,” ujar Ahmad Safrudin dikutip dari Kompas.id, Minggu (16/4).

Menurutnya pemerintah harus membuat polling terkait apakah masyarakat akan mudik Lebaran dan waktu pilihan masyarakat akan mudik. 

Baca Juga: Cegah Terulangnya Tragedi Brexit Tahun 2016, Ini Upaya yang Dilakukan Kepolisian

Kemudian data polling itu bisa dipakai sebagai analisis pemerintah agar memberikan kepastian puncak waktu mudik dan masyarakat berpikir merencanakan perjalanannya jauh hari.

”Jadi kita harus belajar dari kejadian Lebaran 2016. Kita tidak ingin itu terulang kembali,” kata Ahmad Safrudin.

Namun apabila telanjur terjadi kemacetan, Ahmad Safrudin menyarankan para pemudik mengelola perjalanannya sehingga tidak melulu berada di dalam mobil dan sekitarnya ketika terjadi kemacetan yang panjang dan lama. 

Sebaiknya pemudik keluar dari mobil dan menjauh dari posisi mobil sekitar 30-50 m setelah terlebih dahulu mematikan mesin mobil.

Untuk menghindari terik matahari atau hujan, tentu harus mempersiapkan payung, ponco, tenda portable, dan lain-lain ketika tidak didapati perumahan penduduk dan atau warung/restoran untuk berteduh dan beristirahat. Pemudik juga sebaiknya mempersiapkan makanan siap santap yang ringkas tetapi cukup gizi.

Baca Juga: Posko Mudik Unik di Kawasan Gombel Sediakan Fasilitas Lengkap dan Gratis!

”Apa pun cara terbaik adalah merencanakan perjalanan mudik secara lebih bijaksana, misalnya menghindari penggunaan kendaraan pribadi dan lebih mengutamakan menggunakan angkutan umum massal, seperti kereta api yang tidak terkena macet,” ujarnya.

Ahmad Safrudin juga mengingatkan pemudik agar menjaga protokol kesehatan karena virus korona masih mengancam. Kemacetan yang menimbulkan kerumunan memberikan potensi besar bagi Covid-19 menyebar kembali dan menaikkan kasus.

Dikutip dari sumber yang sama, arus mudik Lebaran 2023 segera mulai. Dengan euforia boleh bebas bepergian setelah dibatasi selama pandemi Covid-19 merebak, jumlah pemudik tahun ini diperhitungkan 123,8 juta orang.

Pemudik yang berkendaraan pribadi, baik roda empat maupun roda dua, mesti mewaspadai kemacetan karena paparan polutan dari emisi karbon monoksida bisa meracuni dan menimbulkan kematian.

Baca Juga: Rekayasa Lalu Lintas Tol saat Mudik Berlaku 18-21 April, Polisi Siapkan Contraflow Hingga One Way

 



Sumber : Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x