Kompas TV nasional kesehatan

Stunting Bisa Dicegah dengan Konsumsi Makanan Tinggi Protein, Apa Saja?

Kompas.tv - 26 Januari 2023, 18:55 WIB
stunting-bisa-dicegah-dengan-konsumsi-makanan-tinggi-protein-apa-saja
Makanan yang mengandung protein hewani sangat penting diberikan kepada anak-anak sejak mendapatkan makanan pendamping ASI untuk mencegah stunting. (Sumber: piyaset via kompas.com)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kurangnya asupan protein hewani, nabati, dan zat besi menyebabkan bayi lahir dengan gizi kurang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan stunting.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengampanyekan pentingnya pemberian protein hewani kepada anak, utamanya anak usia di bawah dua tahun.

“Setelah bayi berusia 6 bulan harus rajin melakukan pengukuran, karena selain ASI eksklusif juga ada makanan tambahan, kalau kurang protein hewani anaknya bisa stunting. Protein hewani ini seperti susu, telur, ikan dan ayam,” kata Menkes di Jakarta, Rabu (25/1/2023), dikutip dari laman resmi Sehat Negeriku Kemenkes.

Untuk itu, makanan yang mengandung protein hewani sangat penting diberikan kepada anak-anak sejak mereka mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI).

Pola makan dengan protein hewani ini mendukung tumbuh kembang anak dan mencegah stunting.

Baca Juga: Penyebab Tinggi Badan Orang Indonesia Tak Bisa Meningkat Pesat seperti Orang Korea Selatan

Makanan Tinggi Protein

Secara terpisah, pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Ali Khomsan, mengatakan makanan dengan kandungan protein hewani tinggi yang dianjurkan di antaranya, telur, susu, atau pun daging.

“Dalam penelitian seperti dimuat dalam jurnal Pediatrik dibuktikan bahwa pemberian satu butir telur setiap hari selama enam bulan, mampu menurunkan angka stunting sampai 46 persen dan berat badan kurang sampai 74 persen,” kata Ali dalam media diskusi yang digelar oleh Nestle Indonesia, Rabu (25/1), dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, program pemberian makanan tambahan harus terus ditingkatkan untuk mengatasi stunting yang sampai saat ini masih menjadi masalah gizi di Indonesia.

“Anak stunting perlu diberi makanan tambahan mengandung protein hewani. Kalau pemerintah daerah mau menganggarkan pembelian telur setiap hari untuk anak stunting, dananya tidak akan terlalu besar,” tuturnya.

Berdasarkan temuan dari survei yang dilakukan IPB di Cirebon, Jawa Barat, pada 2020, terungkap bahwa dana yang diberikan oleh pemerintah daerah ke posyandu sangat sedikit.

“Ada yang satu Posyandu dananya Rp150.000 per bulan. Hanya bisa kasih satu butir telur dan bubur kacang hijau sebulan sekali,” katanya.


 



Sumber : Kompas TV/Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x