Kompas TV nasional hukum

Saksi Ahli Sebut Cerita Kekerasan Seksual Putri Kredibel, Pakar: Tidak Mesti Meringankan

Kompas.tv - 21 Desember 2022, 20:36 WIB
saksi-ahli-sebut-cerita-kekerasan-seksual-putri-kredibel-pakar-tidak-mesti-meringankan
Pakar hukum pidana, Hery Firmansyah (kiri) dan ahli psikologi forensik, Nathanael Sumampouw (tengah) saat menyampaikan keterangan di Kompas TV, Rabu (21/12/2022). (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Keterangan saksi ahli psikologi tentang kredibilitas cerita kekerasan seksual Putri Candrawathi tidak akan serta-merta meringankan hukuman. 

Hal tersebut disampaikan Hery Firmansyah, pakar hukum pidana dari Universitas Tarumanegara, usai saksi ahli psikologi forensik yang dihadirkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022), menyebut cerita kekerasan seksual Putri memenuhi unsur kredibilitas.

Ketika sidang, ahli psikologi forensik dari Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (Apsifor) Reni Kusumowardhani, menyebut keterangan Putri yang mengaku ada insiden kekerasan seksual di Magelang memenuhi indikasi kredibilitas.

Baca Juga: Ahli Psikologi: Beda Pangkat dengan Sambo, Eliezer Tak Berani Menolak!

Menurut Hery, keterangan ahli itu tidak mengikat majelis hakim. Pasalnya, hakim memiliki independensi sendiri dalam memutuskan perkara.

"Hakim boleh setuju, hakim boleh tidak setuju, bahkan dalam konteks tertentu hakim boleh memanggil ahli lainnya, jika itu memang diperlukan,” kata Hery dalam program “Sapa Indonesia Malam” Kompas TV, Rabu (21/12/2022).

Ia menambahkan, penilaian kredibel dari ahli bukan berarti keterangan Putri valid. Hery pun menegaskan hakim akan meninjau alat bukti lain sebelum memutuskan perkara.

Sementara itu, pakar psikologi forensik dari Universitas Indonesia Nathanael Sumampouw menjelaskan mengenai proses asesmen psikologis yang disampaikan di sidang pada Rabu (21/12).

“Asesmen psikologi forensik ini multi-methods, multi-tools, multi-sources. Jadi artinya tidak hanya berbasis pada satu teknik saja, tetapi menggunakan berbagai metode pengumpulan data,” kata Nathanael.

Mengenai keterangan Putri Candrawathi, Nathanael menyinggung kompleksitas pembuktian dalam kasus kekerasan seksual. 

Ia menyebut kejadian umumnya berada di ruang privat dan korban dapat menunjukkan reaksi yang bermacam. Pasalnya, psikologi individu kompleks sehingga reaksi atas kekerasan seksual dapat bervariasi.

Nathanael menegaskan, asesmen psikologis dalam sidang pembunuhan Brigadir Yosua tidak bisa mengatakan mengatakan mana yang benar-benar terjadi di lapangan. Namun, asesmen dapat menilai kualitas keterangan terdakwa.

Baca Juga: Pakar: Penilaian Sambo Cerdas dan Putri Sosial Tinggi Tak berkorelasi dengan Perilaku Jahat
 


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x