Kompas TV nasional hukum

Guru Besar UI soal ART Sambo: Kasihan Saksi Susi, Jangan Mencecar dengan Pertanyaan Kompleks

Kompas.tv - 1 November 2022, 10:33 WIB
guru-besar-ui-soal-art-sambo-kasihan-saksi-susi-jangan-mencecar-dengan-pertanyaan-kompleks
Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala meragukan pernyataan Kamaruddin Simanjuntak yang menyebut Putri Candrawathi ikut menembak Brigadir J, Selasa (25/10/2022). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)
Penulis : Gilang Romadhan | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Guru besar Ilmu Kriminologi Universitas Indonesia Adrianus Meliala merasa kasihan dengan asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Susi dalam memberikan keterangan di persidangan pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. 

Sang ART, Susi terlihat berbelit-belit dalam memberikan keterangan kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022). 

"Saya kasihan dengan yang bersangkutan (saksi Susi), memang dia kelihatan tidak konsisten, tetapi menurut saya itu kurang terdidik dan memiliki kecerdasan yang tidak tinggi dan kesannya dikejar-kejar oleh jaksa, penasehat hukum, dan hakim," kata Adrianus dalam Breaking News KOMPAS TV, Selasa (1/11/2022). 

Baca Juga: JPU Tolak Eksepsi Arief Rachman Terkait Perusakan Alat Bukti Laptop isi CCTV

"Saya kira, di satu pihak Susi memang tidak konsisten, tetapi di sisi lain janganlah menghancurkan saudara ART Susi," ujarnya. 

Lebih lanjut, dugaan Susi memberi keterangan bohong juga tidak dibenarkan oleh Adrianus.


 

Adrianus merasa hakim, penasihat hukum, serta jaksa penuntun umum tidak memiliki tenggang rasa dalam melabeli Susi sebagai pembohong. 

"Mungkin dia tidak memiliki niat berbohong, karena memiliki keterbatasan, jadinya terlihat berbohong. Jadi hakim harus melihatnya sebagai keterbatasan, bukan suatu bentuk kebohongan," kata Adrianus. 

Baca Juga: Akhirnya Susi Cabut BAP Setelah Hakim Periksa Silang Saksi Lain

"Hak dari Majelis Hakim untuk memanggil Susi kembali. Cuma, kalau terus mencecar dengan pertanyaan kompleks, semua pihak akan kecewa lagi." 

"Bukan menayakan pendapat yang membutuhkan tingkat abstraski dalam tingkat berpikir dan dalam tingkat menjawab," ujarnya. 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x