Kompas TV nasional peristiwa

Hasil TGIPF: Aparat Terbukti Tembakkan Gas Air Mata Secara Membabi Buta hingga di Luar Lapangan

Kompas.tv - 14 Oktober 2022, 16:28 WIB
hasil-tgipf-aparat-terbukti-tembakkan-gas-air-mata-secara-membabi-buta-hingga-di-luar-lapangan
Ilustrasi. Polisi dan tentara berdiri di tengah kabut gas air mata dalam pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Hasil TGIPF sebut tembakan gas air mata sampai ke luar lapangan (Sumber: Yudha Prabowo/Associated Press)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Eddward S Kennedy

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hasil investigasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyebutkan, pihak kemananan ternyata menembakkan gas air mata tidak hanya di dalam stadion atau di tribun para suporter saja. 

Pada malam kelam Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022), pihak keamanan juga melontarkan tembakan gas air mata secara membabibuta sampai ke luar lapangan Stadion Kanjuruhan. 

Poin tembakan gas air mata itu tertuang dalam Hasil TGIPF Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi poin 5E tentang aparat Keamanan.

"Melakukan tembakan gas air mata secara membabi buta ke arah lapangan, tribun, hingga di luar lapangan," tulis hasil investigasi TGIPF. 

Selain itu, pihak kemananan, baik Polisi dan TNI, harus menindak dan menyelidiki para aparat yang melakukan tindakan berlebihan dan di luar komando sehingga mengakibatkan Tragedi Kanjuruhan.

Tambahan lain, pihak pengelola stadion yang tidak melakukan pengawasan sehingga membuat banyak korban meninggal di pintu keluar stadion, juga wajib diselidiki.

"Polri dan TNI juga perlu segera menindaklanjuti penyelidikan terhadap aparat Polri dan TNI serta pihak-pihak yang melakukan tindakan berlebihan pada kerusuhan pasca pertandingan Arema vs Persebaya tanggal 1 Oktober 2022 seperti yang menyediakan gas air mata, menembakkan gas air mata ke arah penonton (tribun) yang diduga dilakukan di luar komando," demikian tertulis di poin 3 Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi.

"Pengelola Stadion Kanjuruhan yang tidak memastikan semua daun pintu terbuka, pihak Arema FC, dan pihak PSSI yang tidak melakukan pengawasan atas keamanan dan kelancaran penyelenggaraan pertandingan," lanjut keterangan di poin 3. 

Baca Juga: Hasil TGIPF: Sepatutnya Ketum PSSI dan Jajaran Komite Eksekutif Mengundurkan Diri

Gas Air Mata Pemicu Tragedi Kanjuruhan

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Mahfud MD, telah melaporkan hasil temuan tim kepada Presiden Joko Widodo pada hari ini, Jumat (14/10/2022).

Dalam temuan TGIPF, disebutkan jatuhnya korban massal pada Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 Jiwa melayang dan ratusan luka-luka itu diakibatkan karena gas air mata.  

"Untuk Tragedi Kanjuruhan, kami menyampaikan laporan independen. Fakta kami temukan, proses jatuhnya korban jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi dan medsos. Kami rekonstruksi 32 CCTV dimiliki aparat," papar Mahfud MD dalam keterangannya di YouTube Sekretariat Presiden. 

Sosok yang juga menjabat sebagai Menko Polhukkam itu menambahkan, gas air mata yang ditembakkan secara membabi buta ke arah suporter jadi faktor utama suporter kabur hingga berdesakkan, terjatuh, terinjak, sesak nafas, sampai akhirnya meninggal dunia.

"Yang mati dan cacat atau sekarang kritis, dipastikan terjadi karena karena berdesak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan, itu penyebabnya," papar Mahfud MD. 

Baca Juga: Mahfud MD: Korban Kanjuruhan Lebih Mengerikan di CCTV dari yang Beredar di Medsos

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x