Kompas TV nasional kesehatan

Long Covid Bisa Menetap Lebih dari 6 Bulan, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Kompas.tv - 19 Juli 2022, 06:42 WIB
long-covid-bisa-menetap-lebih-dari-6-bulan-bagaimana-cara-mencegahnya
Ilustrasi, proses transisi Covid-19 di Indonesia, dari status pandemi menjadi endemi. (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Penelitian yang dilakukan oleh RSUP Persahabatan, Jakarta,  menemukan adanya sindrom pasca Covid-19 alias long covid yang bisa menetap lebih dari enam bulan usai dinyatakan negatif.

Dalam penelitian yang dilakukan pada 9-28 Januari 2021  terhadap 385 responden itu, ditemukan sebanyak 66,5 persen mengalami long covid dengan gejala  kelelahan, batuk, nyeri otot, dan sesak napas.

Gejala ini bisa menetap dalam durasi yang berbeda, mulai dari 14 hari hingga lebih dari enam bulan. Namun, sebagian besar responden melaporkan bahwa durasi long covid menetap selama 14 hari - satu bulan.

Baca Juga: WHO Tetapkan Jakarta Level 3 Transmisi Covid-19, Wagub DKI Akui Ada Peningkatan Penularan

Lantas, bagaimana cara mencegah long covid?

Kelompok Staf Medik (KSM) Paru, Divisi Infeksi RSUP Persahabatan, Fathiyah Isbaniah, menjelaskan dua hal yang bisa mencegah adanya sindrom pasca Covid-19 atau long covid, yakni mengontrol komorbid dan vaksinasi.

“Yang harus dilakukan untuk mencegah long covid ini, yang pertama kalau memang ada komorbid, komorbidnya harus dikontrol,” kata Fathiya, dalam konferensi pers mengenai Long Covid, Senin (18/7/2022).

“Kedua, segeralah booster, karena kita sudah menjalani vaksinasi 1 dan 2, dan untuk sekarang ini memang harus booster karena untuk vaksin 1 dan 2 itu jaraknya sudah cukup jauh dan antibodinya sudah harus dibangkitkan lagi,” sambungnya.

Baca Juga: Upaya Penertiban Kerumunan di Kafe, Satgas Covid-19 Tegur Pengunjung yang Tak Pakai Masker!

Senada dengan Fathiya, Direktur Utama RSUP Persahabatan, Agus Dwi Susanto menjelaskan bahwa komorbid dan pneumonia merupakan salah satu faktor risiko seseorang terkena long covid.

Selain itu, derajat keparahan saat positif virus corona juga memengaruhi risiko tersebut.

“Secara logika adalah bahwa kondisi covid yang lebih berat, maka risiko long covidnya akan menjadi tinggi,” jelas Agus.

Oleh karenanya, vaksinasi Covid-19 menjadi penting untuk dilakukan demi mencegah atau meringankan adanya sindrom tersebut.

Selain vaksinasi, early treatment saat seseorang terkonfirmasi positif Covid-19 juga penting dilakukan.

“Yang kedua adalah early treatment, jadi kalau kita sudah kena Covid, ke dokter, konsultasi dan segera mendapatkan pengobatan yang sesuai derajatnya, ringan, sedang, atau berat.”

Baca Juga: Lonjakan Kasus Covid-19, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Tetapkan Aturan Wajib Booster Mulai 17 Juli

Kemudian, langkah pencegahan ketiga adalah early evaluation bagi penyintas yang melakukan isolasi mandiri. Meski di rumah, evaluasi terhadap situasi dan kondisi tubuh saat terkena Covid-19 harus dilakukan dengan cermat.

“Ketika ada tanda-tanda terjadi perburukan, misalnya saturasi yang menurun, gejala demam yang tidak hilang, timbul diare, lemes, segera ke rumah sakit sehingga tidak menjadi lebih buruk dan long covidnya menjadi lebih ringan,” pungkas Agus.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x