Kompas TV nasional politik

Kepala Kajian Keamanan Ubhara Jaya Nilai Aktor Kerusuhan Demo 11 April Punya Kepentingan Politik

Kompas.tv - 12 April 2022, 23:29 WIB
kepala-kajian-keamanan-ubhara-jaya-nilai-aktor-kerusuhan-demo-11-april-punya-kepentingan-politik
Suasana unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, setelah massa dari kalangan mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI meninggal lokasi, Senin (11/4/2022). (Sumber: Baitur Rohman/Kompas.tv)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Aktor kericuhan demo 11 April 2022 di depan gedung DPR RI, hingga berujung pengeroyokan pegiat media sosial Ade Armando diduga memiliki kepentingan untuk membuat instabilitas politik. 

Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya), Hermawan Sulistyo menilai setiap demonstrasi berujung rusuh tidak jauh dari pihak yang memiliki kepentingan.

Pihak berkepentingan ini sengaja menunggangi aksi mahasiswa untuk membuat instabilitas untuk mensusupi muatan politik tertentu. 

Baca Juga: Koordinator Pastikan Anggota BEM SI Tidak Ada di Lokasi Pengeroyokan Ade Armando saat Demo 11 April

"Yang punya motif politk mau bikin demo sendiri kan mahal. Ini ada mahasiswa bergerak, ya numpang saja. Jadi paling gampang ya menunggu momen seperti itu (Demo besar), lalu jadi muatan politis, itu selalu begitu polanya," ujarnya di program Kompas Petang, Selasa (12/4/2022).

Tidak hanya itu, kepentingan aktor agar terjadi instabilitas juga terlihat saat kepolisian menangkap peserta demo yang bukan mahasiswa membawa selongsong peluru.

Diduga selongsong peluru ini dijadikan alasan bahwa polisi melakukan penembakan ke massa aksi. Padahal dari awal, Menko Polhukam sudah memerintahkan aparat yang mengawal demo 11 April tidak membawa peluru tajam.

Hermawan menambakan pola yang sama juga terlihat yakni kerusuhan selalu terjadi di akhir demonstrasi, atau menjelang petang. 

Baca Juga: Debat dengan Luhut Soal Big Data, BEM UI: Harus Bertanggung Jawab dengan Pendapat yang Disampaikan

Para aktor ini mendorong massa yang masih bertahan untuk melawan petugas hingga melakukan tindakan anarkis.

"Pembakaran Pospol di Pejompongan itu jam 7 malam, tidak ada orang yang kuat demo dari jam 10 pagi sampai malam, terus bakar pos polisi, itu enggak ada," ujarnya. 

"Jadi selalu numpang demo sampai selesai untuk bikin rusuh. Polisi yang jaga di awal masih segar enggak mungkin dibikin rusuh," sambung Hermawan.

Baca Juga: Polisi Tangkap 2 Tersangka Pengeroyokan Ade Armando, 4 Tersangka Lain Diminta Menyerahkan Diri!

Adapun demo BEM SI dan aliansi masyarakat lainnya di depan gedung DPR Jalan Gatot Subroto pada 11 April 2022, berujung kericuhan. 

Pegiat media sosial yang juga dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menjadi korban atas kericuhan massa pendemo. 

Ade Armando dikeroyok oleh massa aksi. Kepolisian menduga pelaku pengeroyokan Ade Armando dari kelompok anarko. 

Saat ini sudah enam orang ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan Ade Armando. Dua pelaku, yang diketahui bernama Muhammad Bagja dan Komar kini menjalani pemeriksan di Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Update Pelaku Pengeroyokan Ade Armando, Apakah Penetapan Tersangka Jadi Dilakukan Hari Ini?

Sedangkan empat pelaku yang telah teridentifikasi bernama Dhia Ul Haq, Ade Purnama, Abdul Latip, dan Abdul Manaf kini masih dilakukan pengejaran. 
 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x