Kompas TV nasional politik

Pengurus PKB Desak Kapolri Tarik Aparat Kepolisian dari Desa Wadas

Kompas.tv - 10 Februari 2022, 10:06 WIB
pengurus-pkb-desak-kapolri-tarik-aparat-kepolisian-dari-desa-wadas
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Luqman Hakim (Sumber: Dokumen pribadi)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Sekretaris Jenderal PKB Luqman Hakim mendesak agar aparat kepolisian ditarik dari lokasi kericuhan yang terjadi di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. 

Ia menyebut, dengan tidak adanya polisi di sana akan membuat emosi masyarakat menurun. 

"Saya minta agar Kapolri menarik seluruh pasukan polisi dari Desa Wadas dan sekitarnya. Ketika rakyat telah menjadi korban, apapun dalil yang dipakai, pasti tidak bisa diterima akal sehat dan hati nurani," kata Luqman kepada wartawan, Kamis (10/2/2022). 

Baca Juga: Beda Narasi dengan Ganjar Pranowo soal Konflik Lahan di Wadas, YLBHI Akui Tidak di Lokasi

Menurut dia, kekerasan aparat kepolisian hanya melengkapi derita dan kesengsaraan warga yang selama ini telah manjadi korban agitasi para provokator dan hasutan makelar kasus yang menunggangi permasalahan pembebasan lahan milik warga.

"Untuk memulihkan suasana damai dan tenteram di Desa Wadas dan sekitarnya, saya minta Badan Intelijen Negara (BIN) mengerahkan sumber daya secukupnya guna melakukan identifikasi pihak-pihak yang selama ini memperkeruh situasi di Desa Wadas," ujarnya. 

Tak hanya itu, kata dia, sebelum semua masalah di Desa Wadas dapat diselesaikan dengan terang benderang, sebaiknya seluruh kegiatan yang berkaitan dengan rencana penambangan batu andesit, dihentikan. 

"Agar warga di sana dapat kembali hidup dan beribadah dengan tenang dan anak-anak bisa kembali bersekolah dengan riang gembira," kata dia.

Baca Juga: Ternyata, Ini Proyek yang Bikin Desa Wadas Dikepung Polisi dan Puluhan Warganya Ditangkapi

Ia menyebut, diduga kerusuhan yang terjadi di sana karena banyak makelar tanah, sehingga membuat masyarakat menjadi terbelah. 

"Tujuan mereka yang sesungguhnya adalah mencari keuntungan finansial dari transaksi pembebasan tanah milik rakyat calon lokasi tambang di Desa Wadas. Mereka inilah, para provokator dan markus, yang seharusnya ditangkap polisi, bukannya warga desa biasa yang tidak bersalah," katanya. 

Sejumlah aparat gabungan Polri dan TNI mendatangi dan mengepung Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa (8/2/2022).

Demikian hal itu dilaporkan oleh pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta.

Selain itu, banyak video yang beredar di media sosial memperlihatkan aparat dengan senjata lengkap mengepung Desa Wadas.

Baca Juga: Terkait Polemik Ricuh Desa Wadas, Begini Harapan Ganjar Pranowo...

Tak hanya mengepung Desa Wadas, puluhan warga desa tersebut bahkan ikut ditangkap oleh aparat. 

Di lini masa, juga ramai tagar #SaveWadas #WadasMelawan #WadasTolakTambang.

Dilansir dari Kompas.com, para warga yang ditangkap itu merupakan mereka yang bersikeras menolak lahannya dibebaskan untuk penambangan batu andesit.

Diketahui, total luas tanah yang akan dibebaskan untuk penambangan itu mencapai 124 hektare.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x