Kompas TV nasional agama

Alissa Wahid Sebut Generasi Z di Indonesia Nilai Agama itu Penting, Ini Alasannya

Kompas.tv - 27 Januari 2022, 10:17 WIB
alissa-wahid-sebut-generasi-z-di-indonesia-nilai-agama-itu-penting-ini-alasannya
Putri Tertua Gus Dur, Alissa Wahid, menjadi salah satu ketua bidang di PBNU pertama dalam sejarah NU. Ia juga mengatakan, generasi Z menilai agama itu penting (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua PBNU, Alissa Qutrunnada Wahid atau biasa disapa Alissa Wahid mengatakan, bagi anak muda Indonesia, khususnya generasi Z, agama ternyata menjadi faktor yang penting dan krusial bagi hidup mereka.  

Beda dengan negara lain yang mungkin menjadikan agama bukan lagi faktor dominan. Hal ini, kata Alissa Wahid bisa jadi faktor pembeda Generasi Z di Indonesia. 

Untuk itulah, kata putri tertua Gus Dur tersebut, penting kiranya untuk memasukkan narasi berbasis agama yang ramah kepada generasi ini.

Narasi terkait islam ramah kepada generasi muda ini, menurut Alissa, menjadi penting di tengah arus konservatisme yang kian menguat di pelbagai negara, termasuk di Indonesia.

Sebab, generasi memiliki daya beli tinggi dan memiliki lebih banyak pilihan atau alternatif terkait hal-hal yang terkait religiusitas.

Hal itu diungkapkan dalam dialog international Builiding International Cooperation to Reinforce Commitment and Practices of Islam Rahmatan Lil Alamin yang digelar INFID Kerjasama Muhammadiyah dan PBNU, Rabu sore (27/1).

“itulah kenapa, Generasi Z di Indonesia menganggap agama faktor yang penting,” papar Alissa Wahid sebagaimana diikuti KOMPAS TV secara daring.  

Baca Juga: Jadi Ketua PBNU Perempuan Pertama, Alissa Wahid: Amanah bagi Umat

Generasi Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1996-2010.

Alissa lantas menjelaskan,  smartphone atau social media) menjadi alat yang sangat penting di Indonesia dan efeknya, bagi anak muda memilliki karakteristik untuk menentukan sikapnya dalam berperilaku, berbasis agama.

Hal senada juga diungkapkan oleh Siti Syamsiyatun dari Muhammadiyah yang menyebutkan

“Media bagi anak mud aini menjadi alat yang sangat signifikan untuk menyebarkan konten islam sebagai rahmatan lil alamin. Meski begitu, bisa jadi peluang dan juga ancaman yang nyata,” paparnya.

Ketua PP Aisyiyah Muhammadiyah itu lantas memaparkan, pada era pandemi, konten misoginis meningkat hingga 25%.

“Situs-situs konservatif tersebut dikunjungi lebih banyak dibandingkan dengan situs islam moderat-progresif. Konservatisme meningkat pada anak muda.

Baca Juga: Alissa Wahid Respons Pendukung Perusak Sesajen: Lupa, Hormati Hak Orang Lain Juga Perintah Agama

Untuk itulah, kata dia penting untuk kolaborasi terkait Islam antara NU-Muhammadiyah untuk bisa masuk ke generasi mud aini.

“Kolaborasi dalam menyebarkan narasi ‘merciful islam’. Dibutuhkan ketekunan, persistensi dan konsistensi dari NU-Muhammadiyah,” tutupnya.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x