Kompas TV nasional kesehatan

Malaysia Lockdown Lagi karena Lonjakan Covid-19, Pakar Epidemiologi: Alarm bagi Indonesia, Waspada!

Kompas.tv - 30 Mei 2021, 21:14 WIB
malaysia-lockdown-lagi-karena-lonjakan-covid-19-pakar-epidemiologi-alarm-bagi-indonesia-waspada
Pakar Epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman (Sumber: KompasTV )
Penulis : Gading Persada | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mulai 1 Juni 2021, Malaysia mulai kembali menerapkan lockdown nasional menyusul melonjaknya kasus Covid-19 di Negeri Jiran tersebut.

Bagi Indonesia, hal ini seharusnya menjadi alarm agar tetap mewaspadai efek dari melonjaknya angka positif virus Corona di negera tetangga itu.

“Sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat belajar dari situasi yang saat ini terjadi di Malaysia. Ini ada pesan penting karena ini alarm yang sangat jelas untuk Indonesia juga,” tutur pakar epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman pada jurnalis KompasTV, Minggu (30/5/2021).

Apa yang diutarakan Dicky bukannya tanpa alasan. Sebab, sejatinya situasi di Indonesia jauh lebih serius dibanding Malaysia atau bisa dikatakan jauh lebih memprihatinkan. Meskipun positivity rate Indonesia lebih rendah dari Malaysia.

“Tapi rasio testing dan tracing di Indonesia masih lebih rendah juga dibanding mereka. Di Malaysia, itu tiga kali lebih banyak daripada testing yang dilakukan Indonesia,” imbuhnya.

Baca Juga: Jelang Lockdown, Warga Malaysia Panic Buying!

Menurutnya, Indonesia sejatinya tidak lalai terlebih jika testing yang dilakukan masih rendah. Dengan testing yang masih rendah itu maka Indonesia tidak bisa mendeteksi sebagian besar kasus infeksi virus Corona yang menyerang usia-usia muda yang notabene juga banyak tidak bergejala, atau OTG (orang tanpa gejala).

Tak hanya itu, ungkapnya, tingkat kewaspadaan seyogyanya juga harus terus diterapkan lantaran Indonesia belum memasuki gelombang kedua penyebaran Covid-19.

“Perlu diingat gelombang pertama Indonesia ini berlangsung lama dan panjang seperti halnya Brazil dan India yang yang belum bisa melandaikan korban meninggal. Itu artinya tidak berhasil mengendalikan dan itu adalah ‘tanda bahaya' sebagaimana yang sedang terjadi di negara lain yang mengalami gelombang panjangnya pertama yang panjang lama ini,” papar dia.

Lantas, apa yang harus dilakukan Indonesia? Apakah pemerintah juga perlu menerapkan lockdown seperti hanya Malaysia?

Baca Juga: Kasus Covid-19 Makin Gawat, PM Malaysia Umumkan Lockdown Total Mulai 1 Juni

Lebih lanjut Dicky mengungkapkan, Indonesia bisa untuk tidak menerapkan lockdown, asal memaksimalkan 3 T dan 5 M yakni testing, tracing dan treatment serta memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan ditambah mengurangi mobilitas.

“Sekali lagi harus segera mengintrospeksi di setiap level tingkatan baik pemerintahan dan setiap sektor lainnya termasuk masyarakat untuk segera memperbaiki respon kita yang masih jauh dari ideal ini,” tandas Dicky.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x