Kompas TV nasional berita utama

Drone Bawah Laut Asing yang Ditemukan di Sulsel adalah Sea Glider, Apa Itu?

Kompas.tv - 4 Januari 2021, 12:05 WIB
drone-bawah-laut-asing-yang-ditemukan-di-sulsel-adalah-sea-glider-apa-itu
Suasana anggota TNI Selayar dan warga menyaksikan benda yang awalnya diduga drone mata-mata (Sumber: KOMPAS.com/NURWAHIDAH)
Penulis : Ade Indra Kusuma

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebelumnya, penemuan drone mata-mata diduga milik China yang ditemukan di perairan Indonesia menyita perhatian publik, termasuk juga para politikus Indonesia. Seperti diketahui benda asing tersebut ditemukan oleh nelayan di Kepulauan Selayar, wilayah perairan Sulawesi Selatan.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono memastikan benda mirip rudal yang ditemukan nelayan di Perairan Pulau Bonerate pada Sabtu (26/12/2020) lalu adalah Sea Glider.

Yudo menjelaskan sea glider merupakan alat yang umumnya digunakan untuk penelitian kelautan.

Pada umumnya, kata Yudo, alat tersebut membawa sejumlah sensor yang dapat merekam antara lain kedalaman laut, arah arus, suhu, kadar oksigen, kesuburan laut, hingga suara ikan.

Hal tersebut disampaikan Yudo saat konferensi pers di Markas Pushidrosal Ancol Jakarta Utara pada Senin (4/1/2021).

"Sea glider ini dapat bertahan sampai dua tahun beroperasi di laut. Jadi alat ini juga bisa berjalan mengikuti arah arus karena di sini ada kemudinya, yang bisa mengikuti arah arus. Jadi bisa tenggelam, mengumpulkan data, data altimetri tentunya, kemudian arah arus, juga kedalaman, data-data tentang altimetri laut," kata Yudo seperti mengutip Tribunnews.

Alat tersebut, kata Yudo, biasanya diluncurkan dari kapal atas permukaan dan dapat menyelam ke dasar laut untuk mengumpulkan data kelautan.

Setelah mengumpulkan data kelautan di dasar laut alat tersebut, kata Yudo, bisa bergerak ke permukaan untuk mengirimkan data ke satelit.

Kemudian pengendali di darat bisa mengambil data dari satelit tersebut.

"Bisa melayang, muncul, ini bisa berjalan lama. Bisa sampai dua tahun. Tapi setiap saat mereka muncul memberikan data, kemuidan diisi lagi. Ini datanya langsung masuk ke satelit lalu ke satuan pengendali di darat," kata Yudo.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x