Kompas TV lifestyle kesehatan

Tak Hanya bagi Perokok, Uap Vape Ternyata Juga Berbahaya untuk Orang di Sekitarnya

Kompas.tv - 7 Maret 2024, 15:33 WIB
tak-hanya-bagi-perokok-uap-vape-ternyata-juga-berbahaya-untuk-orang-di-sekitarnya
Ilustrasi. Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr dr Agus Dwi Susanto mengatakan uap yang dihasilkan vape atau rokok elektrik, juga berbahaya bagi orang di sekitar jika terhirup. (Sumber: Unsplash/Mohamad Hajizade)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr dr Agus Dwi Susanto mengatakan uap yang dihasilkan vape atau rokok elektrik, juga berbahaya bagi orang di sekitar jika terhirup.

Hal tersebut dikemukakannya untuk merespons video yang viral di media sosial TikTok, yang menceritakan tentang seorang pengguna vape rutin yang kini menjadi pasien radang paru atau pneumonia.

Ia mengatakan baik uap vape maupun asap rokok tembakau, sama-sama berdampak buruk bagi kesehatan perokok dan orang-orang di sekitarnya.

"Sama berbahayanya. Jadi, uap vape maupun asap rokok konvensional sama-sama berbahaya untuk kesehatan," katanya di Jakarta, Kamis (7/3/2024), dikutip Antara.

Baca Juga: Tak Lagi Jadi Alternatif Berhenti Merokok, Vape Malah Jadi Cara Baru Remaja Kecanduan Nikotin

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) itu mengatakan bahaya yang ditimbulkan oleh asap vape berasal dari kandungan nikotin, zat karsinogen (pemicu kanker), dan partikel halus (particulate matter/PM) yang terdapat pada uap yang dihasilkan.

"Jadi kalau menggunakan vape setiap hari, ataupun menghirup uapnya juga berisiko sama. Riset luar negeri, WHO mengatakan orang-orang yang ada di sekitar pengguna vape juga menghirup bahan berhahaya di vape itu," ujarnya.

Agus menyebut dirinya pernah menemukan berbagai kasus penyakit pernapasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta risiko infeksi paru seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan radang paru atau pneumonia, yang diakibatkan oleh vape setidaknya setahun sekali.

Meski demikian, sampai saat ini belum terdapat laporan resmi berapa jumlah penyakit kronis yang diakibatkan oleh vape di Indonesia.

Namun Agus meyakini dari sekitar 1.500 dokter spesialis paru di Indonesia, setidaknya 1.000 orang pernah menemukan kasus yang sama, yang diakibatkan oleh vape.

Salah satu faktornya, kata dia, adalah waktu yang diperlukan untuk dapat mengetahuinya secara terperinci.

Pasalnya, penyakit kronis pada rokok konvensional baru dapat dideteksi setelah 20 tahun pemakaian. Sedangkan, vape baru marak digunakan pada sepuluh tahun terakhir ini.

"Suatu saat, mungkin sekitar 20 tahun lagi jangan-jangan ada ledakan penyakit kronik karena vape, itu bisa saja terjadi," ungkap Agus.

Baca Juga: Lindungi Kesehatan Anak, Inggris Larang Penjualan Vape Sekali Pakai

Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi rokok dalam bentuk apa pun, baik vape maupun rokok konvensional, karena semuanya memiliki risiko dan bahaya yang sama bagi kesehatan.

"Termasuk juga shisha, sama juga bahayanya untuk kesehatan jangka pendek atau panjang. Hindari penggunaannya, karena akan menyebabkan penyakit suatu saat nanti pada diri masyarakat," tutur Agus.


 



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x