Kompas TV internasional kompas dunia

China Gelar Latihan Militer di Dekat Taiwan, Sebut sebagai "Hukuman Keras" untuk Separatis

Kompas.tv - 23 Mei 2024, 16:11 WIB
china-gelar-latihan-militer-di-dekat-taiwan-sebut-sebagai-hukuman-keras-untuk-separatis
Dalam foto yang dirilis kantor berita Xinhua, sebuah jet tempur China, J-15, lepas landas dari kapal pengangkut pesawat, Shandong, dalam patroli kesiapan tempur dan latihan militer yang digelar Tentara Pembebasan Rakyat China di sekitar Pulau Taiwan, 9 April 2023. (Sumber: An Ni/Xinhua via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

 

BEIJING, KOMPAS.TV - China memulai latihan militer selama dua hari di dekat perairan dan udara Taiwan, Kamis (23/5/2024).

Media pemerintah China, Xinhua melaporkan, Komando Wilayah Timur Tentara Pembebasan Rakyat China telah memulai latihan pada Kamis pagi di Teluk Taiwan, baik sebelah utara, selatan dan timur pulau tersebut.

Latihan tersebut juga dilakoni di sekitar kepulauan Kinmen, Matsu, Wuqiu dan Dongyin.

Baca Juga: Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi Dihadiri Pejabat Tinggi 68 Negara, Siapa Presiden yang Hadir?

Juru bicara militer China, Li Xi, mengatakan latihan gabungan tersebut melibatkan angkatan darurat, angkatan laut, udara, dan pasukan roket.

Dilansir Al-Jazeera, Li menyebut latihan itu sebagai "hukuman keras untuk tindakan separatis dari pasukan 'kemerdekaan Taiwan' dan peringatan keras terhadap campur tangan dan provokasi kekuatan eksternal."

Latihan unjuk kekuatan dengan sandi "Joint Sword-2024A" itu terjadi tiga hari setelah Presiden Taiwan William Lai Ching-te dilantik dan meminta Beijing menghentikan "intimidasi" terhadap wilayahnya yang diklaim China sebagai bagian dari negaranya.

Beijing sendiri tidak mengenyampingkan kemungkinan penggunaan kekuataan untuk merebut Taiwan dan beraksi keras atas pelantikan Lai yang dianggapnya sebagai "pembuat onar" dan "separatis".

Menanggapi latihan militer China yang dimulai hari ini, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan telah menyiagakan militernya.

Mereka menggambarkan latihan militer China sebagai "provokasi dan aksi irasional yang bisa merusak stabilitas dan perdamaian regional."

Baca Juga: Perayaan Hari Raya Waisak: Tradisi dan Devosi di Sri Lanka, Thailand, dan Nepal

Dalam pernyataannya seusai dilantik, Lai mengatakan Taiwan merupakan negara yang merdeka dan berdaulat.

Ia juga mengatakan pemerintahannya tak akan membuat konsensi atas demokrasi dan perdamaian.

Lai menyerukan kepada Beijing agar menghentikan agresinya terhadap Taiwan, dan berupaya mempertahankan perdamaian dan stabilitas di selat Taiwan dan wilayahnya.


 



Sumber : Al-Jazeera



BERITA LAINNYA



Close Ads x