Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Ledek Rencana Pembicaraan Damai Ukraina di Swiss: Mustahil Bisa Diputuskan Tanpa Kami

Kompas.tv - 12 April 2024, 12:11 WIB
putin-ledek-rencana-pembicaraan-damai-ukraina-di-swiss-mustahil-bisa-diputuskan-tanpa-kami
Putin saat pidato kenegaraan tahunan, Kamis (29/2/2024). (Sumber: Kremlin)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin meledek rencana pembicaraan damai Ukraina di Swiss, tanpa mengundang pihaknya.

Putin pun memperingatkan Moskow tak menerima rencana apa pun yang mengabaikan kepentingannya.

Pemerintah Swiss pada Rabu (10/4/2024), mengatakan bahwa mereka akan menjadi tuan rumah konferensi internasional tingkat tinggi pada Juni.

Baca Juga: Miliuner Vietnam Dihukum Mati karena Terlibat Korupsi Rp193 Triliun

Konferensi itu untuk membantu memetakan jalan menuju perdamaian di Ukraina setelah lebih dari dua tahun berperang, dan menyatakan harapan bahwa Rusia mungkin akan bergabung dalam proses perdamaian suatu hari nanti.

Putin sendiri mengungkapkan Rusia untuk bergabung dalam perundingan pada Juni.

Ia juga menunjuk pada pengakuan Swiss, bahwa proses perdamaian tak akan terjadi tanpa Rusia.

“Mereka tak mengundang kami kesana. Lebih penting lagi, mereka pikir kami tak berkepentingan di sana, tetapi di saat yang sama tak mungkin memutuskan sesuatu tanpa kami,” ujar Putin, Kamis (11/4/2024) dilansir dari Associated Press.

“Itu akan sangat lucu, jika bukan menyedihkan,” kata Presiden Rusia tersebut.

Hal itu diungkapkan Putin saat bertemu dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Moskow.

Putin mengatakan bahwa dirinya selalu terbuka untuk negosiasi, tapi tak akan menerima skema apa pun yang tak berhubungan dengan kenyataan.

Rusia sendiri sudah menepis formula perdamaian Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Pada formula perdamaian itu, Moskow diminta untuk menarik mundur pasukannya, membayar kompensiasi ke Ukraina, dan menerima pengadilan Italia untuk aksinya.

Putin mengklaim bahwa tentara Rusia lebih unggul setelah kegagalan serangan balasan Ukraina tahun lalu.

Baca Juga: Isu Indonesia Normalisasi dengan Israel Kembali Muncul, Kemlu Bereaksi: Konsisten Membela Palestina

Ia beralasan bahwa Ukraina dan negara-negara Barat, cepat lambat harus menerima penyelesaian sesuai persyaratan dari Rusia.

Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pekan lalu memperingatkan bahwa perundingan prospektif untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina, hanya bisa berhasil jima mereka mempertimbangkan kepentingan Moskow.

Meeka juga menolak rencana perundingan perdamaian itu, sebagai tipu muslihat Barat untuk menggalang dukungan internasional yang lebih luas bagi Kiev.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x