Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Jemawa, Ogah Lakukan Pembicaraan Damai dengan Ukraina yang Kehabisan Amunisi

Kompas.tv - 15 Maret 2024, 10:24 WIB
putin-jemawa-ogah-lakukan-pembicaraan-damai-dengan-ukraina-yang-kehabisan-amunisi
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan ogah melakukan pembicaraan damai dengan Ukraina, hanya karena pasukan Kiev kehabisan amunisi.

Putin memperlihatkan tanda-tanda kepercayaan diri atas keunggulan negaranya dalam perang di Moskow.

Presiden Rusia itu menegaskan negosiasi akan terfokus pada prioritas Moskow, dan tak sekadar membiarkan Ukraina menghentikan permusuhan untuk mempersenjatai kembali militernya yang dilanda perang.

Baca Juga: Trump Gagal Bebaskan Diri dari Kasus Dokumen Rahasia, Hakim Tolak Mosi Eks Presiden AS

“Akan menggelikan bagi kami untuk memulai negosiasi dengan Ukraina, hanya karena mereka kehabisan amunisi,” kata Putin dilansir dari Telegraph, Rabu (13/3/2024).

“Mungkin negosiasi tak akan ditunda untuk persenjataan kembali Kiev, namun pembicaraan serius dengan garansi keamanan dengan Moskow,” tambahnya.

Komentar keras Putin itu muncul ketika pasukannya terus memanfaatkan kekurangan amunisi dan tenaga kerja di Ukraina untuk memperoleh keuntungan di garis depan sepanjang lebih dari 600 mil.

Seruan internasional untuk pembicaraan damai terus meningkat, termasuk dari Paus Fransiskus dan juga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pada pernyataannya, Putin tampaknya memanfaatkan seruan itu dengan mengulangi peringatan sebelumnya dari para pemimpin Barat.

Mereka menegaskan Rusia akan menggunakan gencatan senjata untuk mempersenjatai diri kembali.

“Apakah kami siap untuk negosiasi? Ya kami siap, tetapi kami hanya mau bernegosiasi berdasarkan realita yang ada,” kata Putin.

“Seperti yang mereka katakan, di lapangan, dibandingkan hanya fantasi yang dibuat oleh obat psikotropika,” tambahnya.

Putin mengeklaim bahwa ia tahu apa yang akan ditawarkan Ukraina kepadanya sebagai insentif jika pembicaraan damai dilakukan.

“Mereka akan membuang segala macam keinginan mereka dengan kedok menawarkan 'wortel' (imbalan) untuk kami,” katanya.

Baca Juga: Nasib Kru Kapal Galaxy Leader yang Disandera Houthi, Pembebasannya Bakal Ditentukan Hamas

Hal itu pun semakin menimbulkan keraguan mengenai kemungkinan berdiskusi dengan Presiden Ukraina Voldymyr Zelenskyy.

Kiev sendiri mengatakan akan memulai pembicaraan berdasarkan 10 poin rencana perdamaian.

Salah satunya menuntut Rusia untuk menarik pasukan seluruhnya dari Ukraina, termasuk Krimea dan bagian dari Donbas yang diduduki sejak 2014.


 



Sumber : The Telegraph


BERITA LAINNYA



Close Ads x