Kompas TV internasional kompas dunia

Netanyahu: Tak Menyerang Rafah Berarti Kalah Perang di Gaza

Kompas.tv - 8 Maret 2024, 10:32 WIB
netanyahu-tak-menyerang-rafah-berarti-kalah-perang-di-gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Sumber: Abir Sultan/Pool Photo Via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan semakin sadis dengan berjanji melanjutkan rencana serangannya ke Rafah.

Hal itu diungkapkan Netanyahu, Kamis (7/3/2024), karena menurutnya tak melakukan hal itu berarti kekalahan Israel dari Hamas.

Rafah menjadi area terakhir di selatan Gaza, yang masih belum mengalami serangan darat dari tentara Israel.

Baca Juga: Prabowo Bakal Jadi Presiden Indonesia, Eks Menlu Singapura: Kebijakannya Akan Beda dengan Jokowi

“Siapa pun yang mengatakan kepada kami untuk tidak beroperasi di Gaza, berarti mengarakan kepada kami untuk kalah perang dan itu tak akan terjadi,” kara Netanyahu pada upacara kadet di militer Israel dikutip dari Middle East Monitor.

Netanyahu berjanji bahwa akan meminimalkan korban jiwa dari warga sipil Palestina di Gaza.

Ia juga menegaskan Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia sebagai taktik dalam menghadapi tentara Israel.

Hamas sendiri membantah kritikan tersebut, dan menuduh Israel yang menggunakan tameng manusia pada serangannya ke wilayah Palestina.

Netanyahu juga menegaskan bahwa tentara Israel akan melanjutkan aksinya melawan Hamas di setiap sudut Gaza, termasuk Rafah, yang disebutnya basis kekuatan terakhir kelompok perlawanan Palestina itu.

Ia mengakui dunia internasional menekannya untuk tak menyerang Rafah.

Tetapi, Netanyahu menegaskan Israel akan bertahan dari setiap tekanan itu dan menegaskan bakal terus memerangi Gaza hingga kemenangan sepenuhnya. Janji Netanyahu untuk meminimalisir korban sipil di Rafah diyakini nyaris mustahil.

Pasalnya, Rafah menjadi pengungsian untuk 1,4 juta orang termasuk yang dipindahkan secara paksa dari utara.

Komunitas internasional telah memberikan peringatan untuk tak melakukan serangan ke Rafah karena dikhawatirkan bakal menjadi genosida.

Baca Juga: Swedia Resmi Gabung NATO, Rusia Kian Terjepit?

Israel telah melancarkan serangan ke Gaza sejak 7 Oktober, dengan dalih membalas aksi Hamas di wilayah selatan pemerintahan Zionis itu.

Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan lebih dari 30.000 orang tewas, dan sekitar 73.000 orang lainnya terluka.

Israel juga telah menerapkan blokade di Gaza, yang membnuat warga, khusunya di Gaza utara berada di ambang kelaparan.



Sumber : Middle East Monitor


BERITA LAINNYA



Close Ads x