Kompas TV internasional kompas dunia

Ekstremis Pemukim Yahudi Terus Halangi Bantuan ke Gaza, Korban Palestina Mencapai 27.478 Orang

Kompas.tv - 6 Februari 2024, 07:27 WIB
ekstremis-pemukim-yahudi-terus-halangi-bantuan-ke-gaza-korban-palestina-mencapai-27-478-orang
Pemukim Yahudi ekstremis di Israel terus menghalangi bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza pada hari Senin, (5/2/2024). (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

ASHDOD, KOMPAS.TV - Pemukim Yahudi ekstremis di Israel terus menghalangi bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza pada hari Senin, (5/2/2024).

Kelompok pemukim tersebut berkumpul di dekat Pelabuhan Ashdod, sekitar 38 kilometer di utara Jalur Gaza, tempat sebagian besar dari lebih dari 2 juta penduduk Palestina berjuang menghadapi krisis kemanusiaan yang sangat parah, termasuk kelaparan, kurangnya air bersih, dan perlindungan yang tidak memadai, seperti laporan Anadolu hari Senin (5/2/2024).

Sementara polisi Israel berdiri diam, para penjajah menghentikan truk yang berangkat dari pelabuhan, memeriksa dokumen dan menginspeksi kargo untuk menentukan isi dan tujuan mereka.

Salah satu dari penjajah, seorang penduduk Yahudi Yerusalem, mengatakan ia datang dengan keluarganya untuk menghentikan truk-truk yang memasok oksigen ke kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Gaza.

"Gaza adalah sebuah negara. Ini adalah tanah, itu adalah sebuah negara. Semua orang Gaza, menurut kami, adalah teroris," kata pemukim Yahudi bernama Sharon, yang enggan memberikan nama belakang.

Meskipun ada peringatan dari kelompok hak asasi manusia dan lembaga bantuan bahwa "bencana kemanusiaan" terjadi di Gaza, Sharon menuduh bahwa bantuan, termasuk makanan dan bahan bakar, justru digunakan oleh Hamas.

"Mengapa kita harus mengirim makanan dan bahan bakar ke Gaza? Ini tidak normal... Ini tidak normal bahwa di tanah kita, orang-orang itu menembak kita," ujarnya.

Sharon mengklaim setelah serangan lintas batas Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, orang-orang di Gaza keluar "ke jalan dan menari.

Baca Juga: Kekejaman Israel Berlanjut, Bunuh 127 Warga Palestina pada Pengeboman di Gaza

Tenda-tenda pengungsi Palestina di Rafah hari Jumat, (29/12/2023). Pemukim Yahudi ekstremis di Israel terus menghalangi bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza pada hari Senin, (5/2/2024). (Sumber: AP Photo)

"Mereka tidak sedih dengan apa yang terjadi. Islam tidak menyukai kita. Oke. Jadi sekarang saatnya untuk (mereka) membayar."

Ditanya tentang desakan di Israel untuk mendirikan pemukiman Yahudi ilegal di Jalur Gaza, Sharon mengatakan, "Kami akan sangat senang jika ada pemukiman di Gaza... Gaza adalah kota Yahudi 2.000 tahun yang lalu, 500 tahun yang lalu."

Menurut survei oleh stasiun televisi Israel Channel 12, 72% warga Israel menentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza tanpa pengembalian tawanan Israel dari Jalur Gaza.

Setidaknya 27.478 warga Palestina telah tewas dan 66.835 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, demikian kementerian kesehatan di enklave tersebut mengatakan pada hari Senin.

"Sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan," demikian pernyataan kementerian tersebut, dan setidaknya 113 orang telah tewas dan 205 lainnya terluka dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir.

"Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan, dan penyelamat tidak dapat mencapai mereka," ujarnya.

Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang, menurut Tel Aviv, menewaskan hampir 1.200 orang.

Serangan Israel menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di dalam negeri di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut, sementara 60% infrastruktur rusak atau hancur, menurut PBB.



Sumber : Anadolu


BERITA LAINNYA



Close Ads x