Kompas TV internasional kompas dunia

Netanyahu Terus Gunakan Ayat Kitab Suci untuk Membenarkan Serangan Militer Brutal Israel di Gaza

Kompas.tv - 4 November 2023, 05:45 WIB
netanyahu-terus-gunakan-ayat-kitab-suci-untuk-membenarkan-serangan-militer-brutal-israel-di-gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sekali lagi mencari pembenaran serangan brutalnya ke Gaza menggunakan referensi agama untuk memberi semangat kepada para prajuritnya berperang melawan kelompok Hamas di Gaza, kali ini menyitir ayat kitab suci Taurat milik umat Yahudi. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

JERUSALEM, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sekali lagi mencari pembenaran serangan brutalnya ke Gaza menggunakan referensi agama untuk memberi semangat kepada para prajuritnya berperang melawan kelompok Hamas di Gaza. Kali ini, ia menyitir ayat kitab suci Taurat milik umat Yahudi.

Setidaknya tiga kali, Netanyahu mengutip ayat-ayat kitab suci dalam pidatonya untuk membenarkan serangan ke Gaza, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu pada Sabtu (4/11/2023).

Dalam surat kepada prajurit dan perwira Israel pada Jumat (3/11), Netanyahu menggunakan beberapa kutipan dari Taurat untuk membangkitkan semangat melawan Hamas di Jalur Gaza.

"Ingatlah apa yang dilakukan oleh Amalek terhadapmu," kata Netanyahu kepada prajurit Israel, merujuk kepada suku Amalek yang berperang, yang disebut dalam beberapa kitab dalam Taurat dan kitab suci umat Kristen, untuk membenarkan serangan mereka ke Gaza.

"Ini adalah perang antara anak-anak terang dan anak-anak kegelapan," kata Netanyahu dengan kata-kata berkonotasi agama ini. "Kita tidak akan mengendur dalam misi kita hingga terang mengalahkan kegelapan; kebaikan akan mengalahkan kejahatan ekstrem yang mengancam kita dan seluruh dunia."

"Anda memberi saya kekuatan untuk pertempuran; Anda telah tunduk di bawah saya terhadap mereka yang bangkit melawan saya," Netanyahu mengutip dari kitab Yahudi Tanakh (Mazmur 18:40).

Minggu lalu, Netanyahu juga mencari dukungan menggunakan kitab suci Yahudi dan Kristen untuk mencari pembenaran atas perang berkelanjutan di Jalur Gaza.

"Perjanjian lama mengatakan 'ada waktu untuk damai dan ada waktu untuk perang.' Ini adalah waktu perang," kata Netanyahu dalam konferensi pers, mengutip Kitab Pengkhotbah, yang terdapat dalam Taurat Ibrani (Tanakh) dan Perjanjian Lama.

Baca Juga: Israel Tolak Gencatan Senjata kecuali Hamas Bebaskan Seluruh Sandera, Blinken Ambigu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Senin (30/10/2023) mengatakan Israel tidak akan setuju gencatan senjata di Gaza, di mana pengeboman udara besar-besaran telah terus berlanjut selama tiga minggu, seraya tiba-tiba mengutip Alkitab perjanjian lama bahwa ini adalah waktu untuk berperang. (Sumber: Anadolu)

Pada tanggal 28 Oktober, ia pertama kali mengutip teori Amalek untuk membenarkan tindakannya terhadap Gaza.

"Dengan kekuatan bersama, dengan keyakinan mendalam akan keadilan tujuan kita dan akan kekekalan Israel, kita akan memenuhi nubuat Yesaya 60:18 - 'Kekerasan tidak akan terdengar lagi di tanahmu, kehancuran maupun kebinasaan di dalam perbatasanmu; tetapi engkau akan menyebut tembokmu Keselamatan, dan gerbangmu Pujian,'" ujarnya.


Jumlah korban tewas warga Palestina akibat dibunuh serangan militer Israel yang berkepanjangan di Jalur Gaza kini mencapai 9.227 orang, demikian yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza hari Jumat, (3/11/2023).

"Korban termasuk 3.826 anak-anak dan 2.405 perempuan, sementara 23.516 orang lainnya mengalami luka-luka," ujar juru bicara kementerian, Ashraf al-Qudra, dalam konferensi pers di Kota Gaza, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu, Jumat, (3/11/2023).

Dia juga mengungkapkan bahwa masih ada 2.100 orang yang terperangkap di bawah puing-puing di Gaza, termasuk 1.200 anak-anak, "Serangan Israel telah menyebabkan tewasnya 136 tenaga medis dan merusak 25 ambulans," tambah al-Qudra.

"Enam belas pembantaian telah tercatat dalam beberapa jam terakhir, menelan 196 korban, sehingga total jumlah pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan mencapai 997," katanya.

Ia juga menyoroti bahwa pasukan Israel telah menargetkan lebih dari 102 fasilitas perawatan kesehatan di Gaza sejak tanggal 7 Oktober, meskipun menurut aturan perang, fasilitas semacam itu seharusnya terlindungi dari serangan.

"Sebanyak 16 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer terpaksa ditutup akibat serangan Israel dan kekurangan pasokan bahan bakar," lanjutnya.

 

 




Sumber : Anadolu


BERITA LAINNYA



Close Ads x